Semarang, Kabarku.net – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Salahudin Uno menyatakan, saatnya masjid dijadikan pusat ekonomi kreatif, pembinaan masyarakat, tidak sekadar sebagai tempat ibadah.
“Kita harus mampu menjadikan masjid sebagai sentral ekonomi kreatif umat. Ke depan masjid harus terus berinovasi, berkolaborasi dan beradaptasi,” katanya pada webinar nasional yang diselenggarakan pengurus Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Rabu (17/2).
Webinar dalam rangka Harlah ke-4 MAJT TV dengan tema “Masjid Sebagai Basis Pemberdayaan Ekonomi Umat” dibuka Wakil Gubernue Jateng Taj Yasin Maimoen.
Kegiatan yang dimoderatori Prof. Dr Ahmad Rofiq M.A juga menghadirkan narasumber Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) HM Jusuf Kalla, Ketua Baznas Prof Dr KH Noor Ahmad, Kepala perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Pribadi Santoso.
Hadir pula Ketua DMI Jateng, KH Achmad, Ketua MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi, pimpinan Bank Syariah Indonesia Semarang Imam Hidayat Sunarto, dan sejumlah tokoh lainnya.
Sebelum webinar dimulai, dilakukan penandatangan MoU antara Ketua DMI Jawa Tengah Achmad dengan Regional CEO Semarang Bank Syariah Indonesia Imam Hidayat Sunarto, tentang konsep pengelolaan keuangan digital.
Pengeloaan keuangan digital nantinya akan diterapkan pada masjid-masjid di Jawa Tengah yang berjumlah 48.900 masjid dan 88 ribu musala.
Baca juga :
- Mahasiswa Unisri Solo Raih The Best Talent Ajang Putra Putri Kampus Indonesia
- Kepala SMP di Semarang Menginginkan Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
- Artidjo Alkostar, “Momok” Koruptor Indonesia Meninggal Dunia
- Balai Bahasa Jateng Gelar Penghargaan Prasidatama 2021
- Ganjar Pantau Banjir di Kaligawe Semarang Sudah Mulai Surut
Lebih lanjut Sandiaga Uno yang menyampaikan materi tentang “Blueprint pengembangan wisata religi dan ekonomi kreatif berbasis masjid” menyatakan, posisi masjid sebagai komponen pembentukan peradaban manusia.
“Sebagian besar masjid-masjid yang dibangun sebelum Abad 15 Masehi masih berdiri megah dan kokoh hingga sekarang. Ini patut kita syukuri,” ujarnya.
Dalam perkembangannya masjid ada yang menjadi identitas suatu kota atau daerah hingga saat ini, seperti di Kota Banda Aceh ada Masjid Baiturahman, Masjid Agung Demak di Kabupaten Demak, dan sejumlah masjid bersejarah lainnya.
Umumnya masjid menjadi tempat ibadah sekaligus tempat ziarah seiring perkembangan yang ada. Masjid juga dikembangkan sebagai pusat budaya, wisata religi, dan sejarah.
“Wisata religi bisa diangkat sebagai pencerminan agama Islam yang rahmatan lil alamin. Prinsipnya, kami mendukung masjid sebagai salah satu komponen wisata religi. Misalnya, Masjid Agung Demak terdapat sejarah makam Sultan Demak. MAJT mengingatkan keindahan masjid Nabawi Madinah,” ujar Sandi.
Sementara Ketua DMI Pusat Jusuf Kalla mengajak masyarakat terlibat aktif dalam pemberdayaan masjid dengan memakmurkan masjid, misalnya turut serta membangun masjid, memelihara, dan salat berjamaah.
Menuru mantan wakil Presiden RI ini, masjid memiliki banyak fungsi, selain sebagai tempat ibadah, sebagai pusat pendidikan, ekonomi umat, pembinaan masyarakat, dan lainnya.
“Masjid se-Indonesia yang jumlahnya mencapai 800 ribuan dapat dijadikan sebagai media pembangunan ekonomi umat atau hal penting lainnya,” katanya Jusuf Kalla.
Sekretaris MAJT Kiai Muhyiddin M.AG berharap dari webinar nasional ini dapat mengedukasi para pengelola masjid, umat dan jemaat untuk tetap berinovasi dalam mencari solusi dalam menghadapi permasalahan ekonomi umat.