
Episode: 25
Kabarku.net – Utaibah bin Abu Lahab adalah salah satu dari dua putra Abu Lahab yang menikah dengan putri Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yakni Ummu Kultsum binti Rasulullah.
Satu lagi putra Abu Lahab adalah Utbah bin Abu Lahab yang menikahi putri Rasulullah yakni Ruqayah.
Saat turun surahAl-Lahab yan berkisah tentang laknat Allah terhadap Abu Lahab dan istrinyanya Arwa binti Harb lebih dikenal dengan sebutan Ummu Jamil,
Abu Lahab dan Ummu Jamil datang menemui kedua anaknya itu dan berkata : “Mulai hari ini ayah dan ibumu haram berbicara kepada kalian sebelum kalian ceraikan anak-anak Muhammad itu.”
Akhirnya Utbah datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mengembalikan Ruqayah. Demikian pula dengan Utaibah menyerahkan Ummu Kultsum sambil mencaci dan meludahi wajah Nabi Muhammad.
Mendapat perlakuan yang sangat buruk dari Utaibah itu, Rasulullah berdoa:
“Ya Allah kirimkan kepada orang ini salah satu anjing dari anjing-anjing-Mu.”
Baca juga :
- Bansos Covid Dihentikan, Ngainirrichadl Minta Pemprov Tetap Perhatikan Warga Miskin
- Ganjar Ingatkan Kepala Daerah Bahwa Kekuasaan Ada Batasnya, yang Langgeng Kekuasaan Tuhan
- KSR PMI Unisri Solo Gelar Baksos Bagi Sembako
- Sebelum Belajar Tatap Muka, Ganjar Usulkan Siswa Divaksin Covid
- Ganjar Lantik 17 Bupati/Wali Kota Secara Langsung dan Daring
Doa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam oleh Utaibah disampaikan kepada Abu Lahab. Hal ini membuat Abu Lahab sangat ketakutan.
Tidak lama setelah itu, Utbah hendak pergi berniaga ke negeri Syam. Abu Lahab mendengar tentang rencana anaknya hendak ke Syam menjadi khawatir dan ketakutan karena teringat doa Nabi Muhammad untuk Utaibah.
Abu Lahab membujuk Utaibah untuk mengurungkan niatnya, tapi anak lelakinya itu bersikeras dengan keinginannya, tetap ngotot berangkat ke Syam.
Mengkawatirkan keselamatan anaknya, Abu Lahab kemudian menyertakan para pengawal khusus yang tugasnya adalah menjaga keselamatan Utaibaih
Berangkatlah kafilah dagang Utaibah ke luar dari kota Mekkah menuju negeri Syam. Sesampainya mereka di sebuah daerah (al-Ghadirah). Mereka beristirahat di tempat itu.
Saat Utaibah tidur onta-onta melingkarinya dan para pengawal Abu Lahab berdiri di sisi sisi luar onta.
Namun, tiba-tiba rombongan yang sedang beristirahat itu dikejutkan dengan auman seekor singa. Utaibah bangun dari tidurnya dengan sangat ketakutan lalu bertanya pada rombongannya “Suara apa yang kita dengar?”
Mendengar suara auaman singa itu, onta-onta kafilah dagang berontak ketakutan. Kemudian tampaklah singa itu di belakang sebuah dataran tinggi. Para kafilah dagang sadar bahwa doa Rasulullah benar-benar mustajab.
Melihat singa itu, Utaibah berkata sambil berteriak, “Saya akan memberi hadiah seribu dinar jika saya diselamatkan dari terkaman singa itu.”
Segera Utaibah diposisikan di tengah-tengah mereka dan segera mengamankan barang dagangannya. Namun, singa itu pun menyerangnya.
Aajaibnya adalah singa itu membiarkan onta- onta dan para pengawal Utaibah dan tidak melukai mereka.
Singa itu melompat tepat mengenai Utaibah kemudian dengan sangat cepat mencabik-cabik tubuhnya dengan taring, menelan kepalanya, dan menggiringnya hingga terputus lehernya.
Setelah memangsa Utaibah, singa itu menghilang begitu saja seolah-olah ditelan bumi.
Saudaraku,
Ada pelajaran mahal dari kisah Utaibah dan keluarga Abu Lahab ini.
Bahwa kerusakan dan kejahatan orang tua akan berdampak pada kerusakan anak anaknya.
Sementara kebaikan yang ditanam oleh orang tua kelak akan membawa kebaikan untuk anak anaknya.
Abu Lahab dan Ummu Jamil sebagai orang tua yang seharusnya mengenalkan dan mengajarkan kebaikan, justru hanya mewariskan keburukan kepada anak-anaknya.
Mereka adalah orang tua yang menjadi sebab kecelakaan bagi anak-anaknya
Saudaraku,
Tugas orang tua terutama ayah adalah menjaga dirinya,dan keluarganya dari api Neraka.
Sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)
Kalau seorang suami atau seorang ayah tidak mampu menjaga dirinya sendiri, bagaimana mungkin dia akan bisa menjaga keluarganya?
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata:
Kebanyakan kerusakan anak disebabkan karena orang tua mereka yang menelantarkan dan tidak mengajarkan anak ilmu dasar-dasar wajib agama dan sunnah-sunnahnya. Mereka menyia-nyiakan anak-anak di masa kecil mereka.”
Anak anak adalah harta yang paling mahal yang kita miliki.
Jika kita mendidiknya dengan baik di dunia ini maka kelak mereka akan menjadi baqiyatus shalihah ,simpanan kebaikan bagi kedua orang tuanya.
Anak anak yang shalih dan shalihah itu akan menjadi jalan syafa’at bagi orang tuanya.