Semarang, Kabarku.net – Kasus Covid-19 di Jawa Tengah (Jateng) cenderung terus menurun, sehingga sudah tidak lagi kabupaten dan kota yang masuk kategori resiko tinggi atau zona merah.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo pada rapat evaluasi Covid-19 yang dipimpin Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo di Kantor Gubernut Jalan Pahlawan Semarang, Senin (22/2).
Menurut Yulianto, angka kasus positif Covid-19 saat ini sebanyak 7.300 kasus, mengalami penurunan dibandingkan pekan lalu sebanyak 8.230 kasus.
Demikian pula dengan tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) juga menurun, sedangkan tingkat kesembuhan Recovery Rate (RR) juga mengalami peningkatan.
“Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Jateng juga terus menurun, untuk ICU hanya 38,0 persen dan tempat tidur isolasi hanya 33,01 persen,” katanya.
Kondisi menurunnya pasien ini, lanjut Yulianto, membuat banyak rumah sakit mengusulkan menutup ruang isolasi pasien Covid-19 untuk dijadikan ruangan perawatan pasien umum.
“Sudah banyak yang mengajukan untuk menutup tempat isolasi Covid dan memindahkan untuk perawatan non Covid-19, karena memang jumlahnya terus menurun,” ucapnya.
Baca juga :
- Dapatkan 5 Khasiat Baca Zikir Hasbunallah Wanikmal Wakil
- Ngaku Anggota Polisi Resmob, 2 Remaja Semarang Peras Pelaku Balap Liar
- PGRI Jateng Minta Kepala Daerah Baru Dilantik Prioritaskan Sektor Pendidikan
- Ganjar Dampingi Jokowi Resmikan KRL Solo-Jogja
- Mahasiswa Unisri Solo Raih The Best Talent Ajang Putra Putri Kampus Indonesia
Sementara, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo meminta pihak rumah sakit tidak terburu-buru menutup ruang isolasi pasien Covid-19, meski data menunjukkan penurunan yang signifikan.
Jika memang jumlah ruang isolasi yang tidak terpakai cukup banyak, rumah sakit supaya menyiapkan ruangan itu sebagai cadangan penambahan tempat tidur ICU agar ketersedian ICU di Jateng ama.
“Saya minta rumah sakit tidak tergesa-gesa ditutup, khawatir gelombang pertama Covid-19 turunnya bagus, tapi tetap muncul gelombang kedua,” tegasnya.
Jangan sampai ketika gelombang kedua itu muncul, sambung Ganjar, banyak rumah sakit yang gelagapan menangani. Meski selama ini semua rumah sakit memiliki pengalaman dan capaian yang bagus terkait penanganan Covid-19.
“Harus tetap berjaga-jaga, kalau terjadi gelombang kedua. Meskipun sekarang tingkat keterisian tempat tidur rendah, tapi jangan terburu-buru ditutup,” harapnya.