Semarang, Kabarku.net – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan, kesiapannya menggunakan vaksin Nusantara buatan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan RSUP dr. Kariadi Semarang.
Saat ini Vaksin Nusantara dengan sebutan AV-Covid-19 yang telah dinyatakan lulus uji klinis tahap pertama telah masuk tahap uji klinis fase kedua.
Ganjar juga siap mendukung penuh pengembangan vaksin dari Jawa Tengah (Jateng) ini. Jika nantinya vaksin dinyatakan lolos uji siap menggunakannya untuk masyarakat.
“Saya siap mendukung penuh. Kalau nantinya vaksin Nusantara dinyatakan telah layak digunakan, kami siap menggunakan. Tinggal nanti dari industrinya seberapa bisa melakukan itu,” kata Ganjar di Semarang, Kamis (18/2).
Lebih lanjut Ganjar menyatakan, memberikan dukungan untuk mempercepat proses penelitian vaksin Nusantara itu. Jika selama ini penelitian dilakukan di Undip dan RSUP dr. Kariadi, maka siap memberikan fasilitas lain untuk mempercepat risetnya.
Menurutnya, seluruh fasilitas yang ada di rumah sakit milik Pemprov Jateng bisa digunakan sebagai tempat riset vaksin buatan anak bangsa tersebut.
“Tujuh rumah sakit daerah milik Pemprov akan saya berikan semuanya untuk mendukung percepatan vaksin Nusantara,” tandasnya.
Baca juga :
- WHO Sebut Kasus Baru Covid-19 Berkurang dan Kematian Turun 20%
- Penjual Karangan Bunga Panen Order Jelang Pelantikan Wali Kota Semarang
- Ganjar Minta Dana ke Pusat Rp3,19 Triliun Untuk Tangani Banjir Pantura
- Ganjar Panggil Kepala BBPJN Untuk Atasi Kerusakan Jalan Pantura
- Kantor PWI Jateng, Balaikota Semarang, Kantor Gubernur Kebanjiran
Ganjarnya menambahkan, sudah bertemu dengan mantan Menteri Kesehatan dr.Terawan Agus Pugtranto yang menjadi penggagas vaksin Nusantara. Terawan menceritakan metode dan metodologi penggunaannya yang jauh lebih aman.
Hal ini karena sampel dari vaksin Nusantara diambil dari orang Indonesia, sehingga ada karakter yang khas dari orang Indonesia dan DNA-nya juga tidak jauh berbeda.
”Jadi kalau orang melihat DNA-nya orang Indonesia, mudah-mudahan bisa lebih bagus,” tandas Ganjar.
Ganjar menambahkan semua riset anak bangsa terkait penanganan pandemi Covid-19 harus mendapat dukungan dan proteksi dari pemerintah, baik vaksin Nusantara, vaksin Merah Putih, GeNose dari UGM dan pengembangan ventilator.
“Pemerintah dan negara harus memproteksi ini sehingga bisa mandiri. Dengan begitu tidak akan terus bergantung pada negara lain,” ujarnya.
Seperti diketahui, vaksin Nusantara merupakan vaksin personal berbasis sel dendritik (dendritic cell) yang diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.
Cara kerja vaksin ini adalah, calon penerima vaksin akan diambil darahnya, ambil sel darah putihnya dan sel dendritiknya.
Setelah itu, sel dendritik autolog dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-CoV-2. Sel dendritik yang telah mengenal antigen tersebut akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali.
Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS-CoV-2.