Jogja, Kabarku.net – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mengunjungi pabrik pembuatan GeNose, alat pendeteksi Covid-19 karya Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja, Selasa (5/1).
Tiba di pabrik GeNose yang terletak di UGM Science Technopark, Ganjar langsung menjajal kemampuan alat tersebut, dengan menghembuskan nafas dan dimasukkan ke kantong plastik khusus yang disiapkan.
Setelah itu, kantong plastik itu dimasukkan ke alat GeNose yang terkoneksi dengan laptop. Dalam hitungan waktu tiga menit saja, hasilnya sudah keluar yakni negatif.
Mengetahui kehandalan alat tersebut, Ganjar langsung memesan sebanyak 100 unit GeNose untuk dibawa ke Jateng. Namun, karena produksinya masih sedikit, hanya mendapatkan 35 unit.
“Saya mau membeli 100 unit GeNose, tapi baru dapat 35 unit. Saya datang langsung ke UGM untuk melihat kondisinya, sekaligus ngetes sendiri cara kerjanya,” katanya.
Baca juga :
- Arab Saudi Wajibkan Jamaah Haji 2021 Vaksin Covid-19
- Saat Ganjar dan Risma Nikmati Pijatan Terapis Disabilitas
- Demokrat Jateng Tak Akui Hasil KLB yang Tetapkan Moeldoko Ketua Umum
- Tim MRI-ACT Beri Pelayanan Kesehatan Warga Korban Banjir Semarang
- Keteguhan Iman Bilal Bin Rabbah
Menurutnya, cara kerja GeNose sangat simpel dan waktu yang dibutuhkan sangat cepat yakni maksimal selama tiga menit. Dibanding dengan alat tes Covid-19 lainnya, misalnya PCR hasilnya lebih lama.
“Cukup nyebul saja sudah keluar hasilnya dalam waktu tiga menit. Jadi nantinya laboratorium tidak pusing lagi, masyarakat juga tidak sakit lagi saat di swab,” ujar Ganjar.
Ganjar pun mengusulkan agar pemerintah menetapkan GeNose C19 sebagai alat uji resmi Covid-19 agar proses tracing akan semakin cepat dan para surveilans yang bekerja di lapangan akan sangat terbantu dalam memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
“Saya bayangkan kalau pemerintah memerintahkan seluruh daerah menggunakan GeNose, maka surveilans akan jauh lebih baik dan pengecekan untuk mengetahui berapa yang terpapar jauh lebih cepat,” tandasnya.
Harga dari GeNose juga murah yakni Rp62 juta, dengan kemampuan dapat untuk mengetes sebanyak 100.000 orang, maka kalkulasinya jauh lebih murah dibanding alat tes Covid-19 lainnya.
“Secara politik kesehatan sangat murah karena bisa mengcover banyak orang. Kalaupun masyarakat harus bayar sendiri untuk tes, kisaran biaya Rp15.000 dan biaya tambahan lainnya total hanya Rp25.000, maka sangat terjangkau. Biila dibiayai negara, ini jauh lebih murah, dibandingkan atas PCR tes biayanya Rp900.000,” ujar Ganjar .
Sementara itu, Ketua Tim GeNose C-19, Prof Kuwat Triyana menerangkan, cara kerja GeNose adalah mendeteksi senyawa organik bernama Volatile Organic Compound (VOC) hasil proses metabolik virus Covid-19 di dalam tubuh melalui hembusan nafas.
Kalau orang yang memiliki Covid-19, maka reaksi metabolik yang dihasilkan akan berbeda dengan patogen lain.
“Jadi, kalau yang mengandung Covid-19 bisa langsung bisa terdeteksi,” tandas Kuwat.
Pengujian GeNose lanjut Kuwat, sudah dilakukan berkali-kali dengan ribuan orang yang berbeda, dengan tingkat akurasi mesin ini bisa mencapai 97%. Untuk pengujiannya, hanya membutuhkan waktu maksimal tiga menit.
“Setelah mengantongi izin edar dari pemerintah, langsung mengebut memproduksi GeNose C19. Saat ini, baru 100 unit yang rampung diproduksi. Bulan Januari target bisa memproduksi 5000-10.000 unit,” ujar Kuwat.