
Episode 23
Kabarku.net – Setelah Nabi Muhammad menyampaikan risalah Islam kepada keluarga terdekat beliau yaitu Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib.
Beliau kemudian keluar menuju ke Lembah Batha, lalu menaiki bukit yang ada padanya kemudian berseru,
“Wahai Bani Fihr, wahai Bani ‘Adiy”, dan kabilah- kabilah lain yang ada di Mekkah” panggil Nabi.
Hingga mereka semua berkumpul, sampai-sampai jika ada seseorang di antara mereka yang tidak bisa hadir maka mengirimkan budaknya untuk melihat apa yang terjadi.
Maka datanglah mayoritas para pemuka Qurays, termasuk diantaranya adalah paman Nabi Abu Lahab.
Mereka berkata, “Ada apa denganmu wahai Muhammad?”
Kemudian Nabi berkata, “Bagaimana menurut pendapat kalian jika kukabarkan kepada kalian ada pasukan berkuda di balik lembah ini yang hendak menyerang kalian, apakah kalian mempercayaiku?”
Mereka menjawab: “Iya, kami tidak pernah mengetahui darimu kecuali kejujuran,kami tidak pernah mendapatimu berdusta sama sekali.”
Baca juga :
- Kepala SMP di Semarang Menginginkan Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
- Artidjo Alkostar, “Momok” Koruptor Indonesia Meninggal Dunia
- Balai Bahasa Jateng Gelar Penghargaan Prasidatama 2021
- Ganjar Pantau Banjir di Kaligawe Semarang Sudah Mulai Surut
- Pucang Argo Community Gelar Baksos Korban Puting Beliung Demak
Lalu Nabi berkata,
“Jika demikian, sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan bagi kalian di hadapan siksa yang pedih. Sembahlah Allah dan tinggalkanlah sesembahan sesembahan kalian agar kalian selamat.”
Maka Abu Lahab serta merta mengambil batu dan dilemparkan batu itu ke arah Rasulullah sambil berkata,
“Celakalah kamu wahai Muhammad , apakah hanya karena perkara ini kamu mengumpulkan kami?”
Lantas turunlah firman Allah:
“TABBAT YADAA ABII LAHAB.
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.” (QS Al-Masad )
Setelah turunnya surah Al-Lahab atau Al-Masad bertambahlah hasad dan kebencian Abu lahab terhadap Rasulullah.
Abu Lahab memproklamirkan dirinya menjadi musuh nomor satu bagi Rasulullah.
Setiap Rasulullah menyampaikan Islam, Abu Lahab selalu berada di belakang mengikuti kemanapun berdakwah dengan tujuan mengganggu dakwah Rasulullah.
Suatu hari saat Rasulullah berdakwah di salah satu kabilah di Mekkah Rasulullah berkata:
“Hai Bani Fulan, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian aku memerintahkan kepada kalian untuk menyembah Allah dan janganlah kalian persekutukan Dia dengan sesuatu pun; benarkanlah aku dan belalah aku hingga aku dapat melaksanakan semua yang diutuskan oleh Allah kepadaku.”
Abu Lahab berkata dari belakangnya,
“Hai Bani Fulan, orang ini menginginkan agar kalian meninggalkan Lata dan ‘Uzza serta jin teman-teman kalian dari kalangan Bani Malik ibnu Aqyasy dan mengikuti bid’ah dan kesesatan yang disampaikannya. Maka janganlah kalian dengar dan jangan pula kalian ikuti.”
Ayat (أَلَهَبٍ بِي يَدَا تَبَّتْ), yaitu binasalah kedua tangan Abu Lahab, menunjukkan do’a kejelekan dan laknat untuk Abu Lahab.
Sedangkan ayat (وَتَبَّ), yaitu sungguh dia akan binasa, menunjukkan kalimat berita.
Firman Allah Ta’ala (لَهَبٍ أَبِي يَدَا تَبَّتْ), maksudnya adalah sungguh Abu Lahab akan merugi, putus harapan, amalan dan usahanya tidak ada gunanya
Sedangkan makna (وَتَبَّ), maksudnya adalah kerugian dan kebinasaan akan benar benar terjadi terhadap Abu Lahab.
Bagi masyarakat Makkah jahiliyah, Abu Lahab adalah salah seorang pemuka Qurays yang dihormati karena punya kedudukan mulia disebabkan kemuliaan nasabnya.
Ia memiliki segalanya, harta yang melimpah dari hasil Peternakan, perkebunan dan kepiawaiannya dalam berbisnis.
Namun, semua itu tiada berguna baginya.
Allah hinakan dia dengan mengabadikannya dalam Al-Qur’an sebagai seorang yang celaka dan hina Dan itu akan terus dibaca oleh manusia hingga hari kiamat dalam surah Al-Lahab.
Surah Al-Lahab turun 10 tahun sebelum matinya Abu lahab. Karena itu, banyak ulama yang berpendapat, turunnya Surah Al-Lahab atau Al-Masad itu sebagai salah satu mukjizat Al-Qur’an.
Surah Al-Lahab menjadi bukti kebenaran Al-Qur’an bahwa akhir hidup Abu Lahab dalam keadaan tidak beriman dan mati dalam keadaan celaka.
Kematian Abu Lahab terjadi setelah Perang Badar. Waktu itu, Abu Lahab tidak ikut dalam pertempuran badar dikarenakan sakit.
Karena kebenciannya kepada Nabi, Abu Lahab datang kepada seorang temannya yang bernama Al-Ashi bin Hisyam yang saat itu punya hutang kepadanya untuk menggantikannya di medan perang.
“Ya Al- Ashi berangkatlah ke Medan Badr untuk menggantikan posisiku,maka aku akan bebaskan hutang hutangmu.”
Tidak hanya itu saja, bahkan Abu Lahab memberikan 4.000 dirham yang disumbangkan kepada pasukan kafir Qurays untuk menyerang kaum muslimin.
Perang Badar berakhir dengan kekalahan yang memalukan dari pihak musyrikin Quraisy. Sepekan setelah itu, Abu Lahab menderita sakit yang menjijikkan. Tak ada satupun keluarganya yang mau merawatnya.
Mereka khawatir akan tertular penyakit Abu Lahab. Sampai akhirnya dia meregang nyawa dan tewas dalam keadaan hina.
Jasadnya diabaikan keluarganya dan orang-orang tidak berani mendekat selama tiga hari berturut-turut. Bau aroma busuk menyeruak.
Para tetangganya memutuskan untuk menggali sebuah lubang besar, lalu memasukkan mayat Abu Lahab ke dalam lubang dengan cara mendorongnya dengan kayu.
Begitu jasad orang celaka itu masuk ke dalam lubang, orang- orang mulai melemparinya dengan batu sampai lubang itu tertutup.
Demikianlah akhir hayat sang penentang dakwah Nabi.
Mereka yang menghina Nabi maka Allah akan hinakan, mereka akan celaka, mereka akan kalah sebagaimana Allah hinakan dan kalahkan Abu Lahab.