Semarang, Kabarku.net – Kepala Seksi Pupuk dan Pembiayaan pada Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah (Jateng), Asil Tri Yuniati mengatakan, alokasi pupuk 2021 meningkat 23,46% dari tahun sebelumnya 18,48%.
“Alokasi pupuk yang diterima Jateng tahun ini sebanyak 1.985.665 ton,” katanya, Kamis (28/1).
Pupuk itu terdiri atas 767.411 ton pupuk urea, 106.648 ton pupuk SP36, 161.106 ton pupuk ZA, 428,335 ton pupuk NPK, 149.190 ton pupuk Organik Granul, dan 372.975 ton jenis pupuk Organik Cair.
Kenaikan alokasi pupuk ini, lanjut Tri Yuniati diikuti dengan kenaikan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsisi.
Pupuk urea naik Rp450 per kilogram menjadi Rp2.250 per kilogram, SP-36 dari semula Rp2.000 menjadi Rp2.400, ZA dari Rp1.400 menjadi Rp1.700, pupuk organik dari Rp500 menjadi Rp800. Sedangkan harga NPK masih sama yakni Rp2.300 per kilogram.
Baca juga :
- Kepala SMP di Semarang Menginginkan Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
- Artidjo Alkostar, “Momok” Koruptor Indonesia Meninggal Dunia
- Balai Bahasa Jateng Gelar Penghargaan Prasidatama 2021
- Ganjar Pantau Banjir di Kaligawe Semarang Sudah Mulai Surut
- Pucang Argo Community Gelar Baksos Korban Puting Beliung Demak
Meski demikian, lanjut ia, masih terdapat kendala pendistribusian pupuk bersubsidi seperti penggunaan Kartu Tani di Jateng yang masih minim.
“Kartu tani ini belum 100 persen dimanfaatkan. Dari kartu tani yang sudah dibagi 93 persen, pemakaiannya sekitar 50 persen. Jadi di bank BRI, setiap bulan bisa memantau berapa pemakaian kartu tani,” jelas Tri Yuniati.
Padahal, menurutnya, sosialisasi terkait Kartu Tani ke petani sudah maksimal dan alokasi yang ditetapkan sesuai usulan RDKK (rencana definitif kebutuhan kelompok).
“Sebenarnya yang namanya RDKK itu dari dulu secara regulasi sudah ada. Apakah pemerintah pusat menyediakan alokasi tentu dasarnya dari RDKK, dengan Permentan no 67 tahun 2016 tentang kelembagaan petani. Hanya saja karena kemajuan teknologi sekarang diinput melalui e-RDKK. Kalau masalah sosialisasi tentunya sudah dari dulu,” ujarnya.