
Episode: 19
Kabarku.net – Apa kira kira yang terlintas di benak kita saat disebutkan kata pemuda?
Banyak orang berkata: Pemuda adalah kekuatan.
Lainny mengatakan: pemuda adalah harapan besar sebuah negeri.
Ada juga yang berpendapat bahwa pemuda adalah tulang punggung sebuah peradaban.
Kalau semua yang disebutkan tentang pemuda itu benar, maka tentu itu akan menjadi sesuatu yang membahagiakan.
Sebaliknya akan menjadi sesuatu yang menyedihkan dan akan menjadi musibah besar ketika disebut kata pemuda yang terlintas adalah sebuah potret buram kehidupan.
Berbicara tentang pemuda jaman sekarang tak lebih dari kehidupan hura-hura, pembangkang, susah diatur, pergaulan bebas tanpa norma, akhlak yang buruk, dan sifat sifat negatif lainnya.
Betapa pentingnya keberadaan dan peran pemuda, sampai sampai Alqur’an perlu menggambarkan sifat dan karakter di dalam banyak ayat-ayatnya. Salah satunya adalah di surah Ar-Rum ayat 54 ketika Allah berfirman yang artinya:
“Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudiaan Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.
Dalam ayat ini Allah ingin mengirimkan pesan bahwa pemuda adalah sosok yang harus memiliki KEKUATAN, pemuda TIDAK BOLEH LEMAH.
Alqur’an menggambarkan pemuda adalah kekuatan di antara dua kelemahan yaitu lemah ketika masih kecil dan lemah ketika manusia sudah menjadi tua dan beruban.
Baca juga :
- Balai Bahasa Jateng Gelar Penghargaan Prasidatama 2021
- Ganjar Pantau Banjir di Kaligawe Semarang Sudah Mulai Surut
- Pucang Argo Community Gelar Baksos Korban Puting Beliung Demak
- Gelar Operasi, Polda Jateng Dapati Tempat Hiburan Malam Langgar Jam Operasional PPKM Skala Mikro
- Riyono Salurkan Bantuan Perahu Karet Untuk Tangani Banjir Pekalongan
Di pundak para pemuda inilah fondasi dakwah Nabi Muhamma ditegakkan.
Di atas kokohnya kaki-kaki mereka itulah Islam bergerak di antara lorong lorong kota Mekkah.
Para pemuda dibarisan dakwah Rasulullah shallallahu allaihi wassalam paham betul dengan konsekuensi yang akan mereka hadapi berupa kesulitan hidup, intimidasi bahkan kematian yang mungkin menjemput mereka.
Para ulama Sirah menuliskan data usia 10 sahabat yang dijamin masuk surga, yang masuk Islam di masa dakwah rahasia sepanjang tiga tahun, tidak ada satupun dari mereka yang usianya lebih tua dari Nabi.
Saat usia Nabi Muhammad 40 tahun,
Abu Bakar usianya 37 tahun.
Usman bin Affan 33 tahun
Abdurrahman bin Auf 30 tahun.
Umar bin Khattab 27 tahun.
Abu Ubaidah bin Jarrah sama dengan Umar 27 tahun.
Sementara lima lainnya yakni, Ali bin Abi Thalib, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan Said bin Zaid usianya bahkan di bawah 20 tahun.
Mereka adalah para mujahid dengan kekuatan iman yang luar biasa kelak menjadi orang orang besar yang Allah kirimkan untuk bumi ini.
Imam Ibnu Katsir menuturkan bahwa kebesaran Islam dari permulaan dakwah hingga puncak kebesarannya lebih banyak ditopang oleh kekuatan dan pengorbanan anak-anak muda.
Beliau juga memberikan komentar saat menafsirkan surah Alkahfi ayat 13 yang mengisahkan sekumpulan anak muda yang ditidurkan oleh Allah di dalam gua selama 309 tahun dikarenakan mempertahankan aqidah mereka.
“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka,” (QS. Al-Kahf 18: Ayat 13)
Beliau mengatakan:
“…Untuk itulah kebanyakan yang menyambut (seruan) Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam di masa awal dakwah beliau adalah para pemuda. Adapun orang-orang tua dari Quraisy, kebanyakan mereka tetap bertahan dalam agama mereka dan tidak masuk Islam kecuali hanya sedikit saja.”
Dan betul apa yang disampaikan imam Ibnu Katsir, dari sekian banyak tokoh tokoh tua Qurays yakni, Walid bin Mughirah, Abu Lahab, Abu Jahal, Abu Thalib, Umayyah bin Khalaf, Ubay bin Khalaf, Uqbah bin Abi Muith, Al-ash Ibnu Wa’il, dan Utbah bin Rabi’ah, mereka semua mati dalam keadaan tidak beriman.
Wahai saudaraku, para pemuda.
Masa muda adalah masa keemasan bagi perjalanan hidup manusia. Oleh karenanya, Rasulullah senantiasa mengingatkan umatnya untuk memanfaatkan masa muda sebaik-baiknya.
Rasululla pernah berpesan : “Manfaatkan masa mudamu selagi belum datang mas tuamu,”
Imam Syafi’i berkata : Demi Allah, pemuda sejati adalah berdasarkan kadar ilmu dan ketakwaannya. Jika keduaanya tidak terdapat dalam diri seorang pemuda, maka tidaklah pantas disebut pemuda sejati.
Mumpung kita masih diberi kesempatan hidup oleh Allah, jangan pernah sia siakan usia kita untuk hal yang tidak manfaat.
Jangan menunggu tua untuk bertobat, karena kita tidak pernah tahu kapan hidup ini akan berakhir.
Jangan sampai di akherat kelak kita menyesal sebagaimana penyesalan yang akan dialami oleh Abu Lahab,
Abu Jahal dan tokoh tokoh tua Qurays yang mati dalam keadaan tidak beriman.