Semarang, Kabarku.net – Memasuki musim hujan, Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, Yudi Indras Wiendarto mengingatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah melakukan pemetaan bencana sekaligus pemetaan titik-titik pengungsian.
Terlebih lagi, menurut Yudi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Jawa Tengah (Jateng) termasuk wilayah yang terkena anomali iklim La Nina.
La Nina diketahui membawa efek peningkatan curah hujan pada wilayah yang dilalui, sehingga berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
“Jika terjadi bencana akan banyak pengungsi di satu titik rawan terjadi penularan Covid 19 sehingga bisa menjadi klaster pengungsian. Untuk itu segera dilakukan pencegahan dengan melakukan pemetaan titik pengungsian,” katanya Yudi, Jumat (9/10).
Guna menghindari klaster pengungsian, lanjut anggota dewan dari Fraksi Partai Gerindra ini, perlu ada penambahan titik pengungsian di semua daerah. Terutama daerah yang memiliki potensi bencana banjir dan tanah longsor.
Baca juga :
- Sebelum Belajar Tatap Muka, Ganjar Usulkan Siswa Divaksin Covid
- Ganjar Lantik 17 Bupati/Wali Kota Secara Langsung dan Daring
- Kota Salatiga Raih Predikat Kota Paling Toleran Se-Indonesia
- Agung BM : Wali Kota Semarang Agar Prioritas Tangani Banjir
- Berkah Bulan Februari Guru SD Muhammadiyah 1 Solo Novi
“Penambahan titik pengungsian untuk mencegah penularan Covid 19 saat terjadi bencana alam,” tandasnya.
Menurut Yudi, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng sebanyak 32 kabupaten/kota rawan banjir yang mencakup 295 kecamatan, 1.674 desa, dengan warga terdampak sebanyak 743.264 kepala keluarga.
Untuk lokasi yang rawan longsor ada di 29 kabupaten yang tersebar di 320 kecamatan dan 2.136 desa, dengan warga terdampak 642.019 kepala keluarga.
“Perlu dilakukan pemetaan bencana lebih detil dan pemasangan early warning system atau peringatan dini dari bencana,” ujar Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jateng ini.
Awal musim hujan diprediksikan pada pertengahan Oktober untuk wilayah selatan Jateng, seperti Cilacap dan Kebumen, sedangkan beberapa wilayah lain mengalami hujan pada November 2020.