Semarang, Kabarku.net – Rasa kemanusiaan masyarakat untuk saling berbagai dengan sesama semakin meningkat di tengah musibah kemanusiaan pandemi Covid-19.
Branch Manager Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jawa Tengah Agus Budi Haryadi mengatakan, sejak pertengahan Maret 2020, masyarakat yang berpartisipasi mendukung gerakan filantropi sebesar 154%.
“Dukungan masyarakat itu terepresentasi dalam jumlah donatur ke ACT. Kami berharap betul pascapandemi ini lahir masyarakat berkarakter kemanusiaan,” katanya pada “Gathering Mitra dan Media” bertajuk Bangkit Bangsaku di Semarang, Kamis (15/10).
Seiring meningkatnya potensi kerentanan sosial akibat pandemi Covid-19, lanjut Budi, ACT Jawa Tengah (Jateng) mengajak masyarakat meningkatkan solidaritas dan menyebarkan semangat kebangsaan.
“Kami pun terus menjalankan aksi-aksi kemanusiaan,” ujarnya.
Baca juga :
- Balai Bahasa Jateng Gelar Penghargaan Prasidatama 2021
- Ganjar Pantau Banjir di Kaligawe Semarang Sudah Mulai Surut
- Pucang Argo Community Gelar Baksos Korban Puting Beliung Demak
- Gelar Operasi, Polda Jateng Dapati Tempat Hiburan Malam Langgar Jam Operasional PPKM Skala Mikro
- Riyono Salurkan Bantuan Perahu Karet Untuk Tangani Banjir Pekalongan
Ketua Program ACT Jateng Hamas Rausyanfikr dalam kesempatan sama menjelaskan, dengan tema besar “Bangkit Bangsaku” untuk memelihara harapan hidup bangsa.
ACT hadir untuk masyarakat yang tidak bisa bekerja karena pandemi Covid-19, bukan hanya memberikan bantuan pangan, air minum, kesehatan, tetapi untuk memberitahu ke masyarakat bahwa ada entitas dari masyarakat.
“Lembaga kemanusiaan seperti ACT hadir untuk memastikan mereka masih punya harapan menjalani hidup,” ujar dia.
Lebih lanjut Hamas menyatakan, melalui gerakan “Bangkit Bangsaku” ingin menyampaikan bahwa relawan dan program-program ACT hadir untuk masyarakat, antara lain lumbung sedekah pangan, air minum wakaf, dan wakaf modal usaha mikro.
Serta mendirikan dukungan kepada pahlawan medis terus digalakan seperti pembagian alat pelindung diri (APD) di beberapa pusat pelayanan kesehatan.
“Target sampai akhir tahun ini kita tidak kendurkan sabuk, terus membantu masyarakat,” tandas dia.
Sementara pegiat dakwah di Kota Semarang, ustadz Alfian Yusuf yang hadir dalam acara itu menyatakan bahwa masa lalu telah memberikan banyak pelajaran.
Setiap ada kesulitan pasti di sana dibarengi dengan kemudahan. Di mana ada hambatan di sanalah tumbuh benih-benih kejayaan.
“Di tengah keterpurukan ekonomi hingga mengalami resesi sejatinya di sana ada peluang untuk bangkit, seperti dakwah dilakukan oleh Nabi Muhammad, bukan jalan yang mudah. Hambatan rintangan silih berganti datang, tapi dengan kesabaran, ketaatan, dan semangat juang akhirnya Islam bangkit mendapatkan kemenangan,” ujar Alfian.