Semarang, Kabarku.net – Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko meminta rumah sakit jangan klaim semua kematian pasien dikatakan akibat Covid-19.
Menurut Moeldoko bahwa isu rumah sakit (RS) mengcovidkan semua pasien yang meninggal untuk mendapatkan anggaran dari pemerintah sudah menggema di masyarakat.
“Saya diskusi banyak dengan Pak Gubernur (Gubernur Jateng Ganjar Pranowo), salah satunya tentang definisi ulang kasus kematian selama pandemi Covid-19. Definisi harus dilihat kembali, jangan sampai semua kematian selalu dikatakan akibat Corona ,” katanya usai bertemu dengan Ganjar Pranowo di kantor Gubernur di Semarang, Kamis (1/10).
Oleh karenanya, lanjut Moeldoko harus ada tindakan serius agar isu yang menimbulkan keresahan pada masyarakat ini segera tertangani.
Sebab sudah banyak terjadi, orang sakit biasa atau mengalami kecelakaan, didefinisikan meninggal karena Covid-19. Padahal sebenarnya, hasil tesnya negatif.
Baca juga :
- Balai Bahasa Jateng Gelar Bimtek Penulisan Kreatif di Media Massa Sekolah Kabupaten Cilacap
- MUI Jateng Akan Bantu Tingkatkan Nasabah Bank Syariah
- Belum Terakreditasi, 92 PT di Jateng Terancam Ditutup
- Setahun Tangani Pasien Covid, 723 Perawat Jateng Terpapar, 39 Meninggal
- Ganjar Bolehkan Popda Jateng 2021 Digelar Virtual
“Perlu diluruskan, agar jangan sampai ini menguntungkan pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dari definisi itu,” tandasnya Moeldoko.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membenarkan, bahwa isu mengcovidkan orang meninggal di RS sudah menimbulkan keresahan di masyarakat.
Menurut dia, di Jateng sudah pernah terjadi ada orang diperkirakan Covid-19 terus meninggal, padahal hasil tes belum keluar. Setelah hasilnya keluar, ternyata negatif.
Untuk mengantisipasi hal itu, Ganjar menegaskan sudah menggelar rapat dengan jajaran rumah sakit rujukan Covid-19 di Jateng dan pihak terkait.
Rapat memutuskan untuk menentukan atau mengekspos data kematian pasien di RS yang meninggal harus terverifikasi.
“Seluruh rumah sakit di mana ada pasien meninggal, maka otoritas dokter harus memberikan catatan meninggal karena apa. Catatan itu harus diberikan kepada kami, untuk dilakukan verifikasi dan memberikan statemen ke luar,” ujar Ganjar.
Dengan sistem ini, imbuh dia, memang akan terjadi delay data soal angka kematian. Namun, delay data itu lebih baik daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.