Banyumas, Kabarku.net – Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin Maimoen, meminta pengasuh pondok pesantren (ponpes) meningkatkan kewaspadaan penyebaran Covid-19 di lingkungan ponpes.
Kepada para pengasuh ponpes juga diminta mengimbau warga sekitar untuk sementara tidak mengunjungi pengajian atau mengikuti kegiatan lainnya di ponpes.
“Ini bertujuan mencegah dan memutus rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan ponpes,” Taj Yasin di sela kunjungan di Ponpes Al -Ittihaad, Pasir Kidul Banyumas, Rabu (7/10).
Demikian pula, lanjut Gus Yasin panggilan Taj Yasin, untuk keluarga atau wali santri supaya menahan diri tidak menjenguk anaknya di ponpes.
Sebab dikhawatirkan dapat menularkan Covid-19 santri di dalam ponpes, akibat berinteraksi dengan warga dari luar ponpes saat menjenguk sehingga santri atau kiai di ponpes menjadi tertular.
Baca juga :
- Arab Saudi Wajibkan Jamaah Haji 2021 Vaksin Covid-19
- Saat Ganjar dan Risma Nikmati Pijatan Terapis Disabilitas
- Demokrat Jateng Tak Akui Hasil KLB yang Tetapkan Moeldoko Ketua Umum
- Tim MRI-ACT Beri Pelayanan Kesehatan Warga Korban Banjir Semarang
- Keteguhan Iman Bilal Bin Rabbah
“Jangan ada lagi perselisihan antara wali santri dan pengurus ponpes saling menyalahkan. Wali santri menyalahkan pihak ponpes yang dinilai tidak ketat menjaga ponpes, sehingga ada santri yang tertular Covid-19. Pihak ponpes menyalahkan wali murid yang sudah dilarang menjenguk, tapi tetap nekat datang sehingga penghuni ponpes tertular virus Corona,” jelasnya.
Untuk mencegah munculnya klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan ponpes di Jateng, Gus Yasin, meminta pengurus ponpes menggalakkan Jogo Santri serta lebih tanggap dan masif membuka diri bahwa penanganan di ponpes harus dikampanyekan.
Dari sekitar 5.000 ponpes yang tersebar di berbagai daerah di Jateng, terdapat enam ponpes yang terpapar Covid-19, antara lain ponpes di Banyumas, Kebumen, dan Batang.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam menangani Covid-19, karena yang lebih ditaati masyarakat adalah para ulama. Kami berharap para ulama yang ada di Jateng bisa bersinergi dengan pemerintah untuk bersama-sama mencegah penyebaran virus Corona,” harap Gus Yasin.
Sedangkan untuk menghindari kerumunan atau kegiatan keagamaan di kampung, seperti tahlil, Gus Yasin menyarankan dapat memanfaatkan pengeras suara di musala tanpa mengumpulkan banyak orang dalam satu ruangan.
Peserta tahlil di musala maksimal sekitar 5 orang, sementara peserta lainnya mengikuti tahlil dari rumah masing-masing.
“Tahlil intinya adalah berdoa, sedangkan berdoa tidak harus bareng-bareng. Jadi kalau di kampung ada orang yang meninggal, lalu diumumkan kapan waktu atau jam berapa pelaksanaan tahlilnya. Kemudian ada kiai yang memimpin tahlil di musala melalui pengeras suara dan diikuti warga dari rumah masing-masing,” ujar Gus Yasin.
Selain mengunjungi Ponpes Al-Ittihaad di Pasir Kidul Banyumas, Gus Yasin meninjau penerapan protokol kesehatan dan menyerahkan bantuan berupa handsanitizer, face shield, dan vitamin di Ponpes Roudlotul Ilmi, di Kranggan Pekuncen Banyumas, dan Ponpes Mambaul Ulum Karangmoncol Purbalingga.