Semarang, Kabarku.net – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengingatkan kembali kepada para pengusaha agar tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang sulit ini.
Menurut Ganjar, seberat apa pun harus dipikul dan dirasakan bersama, baik buruh maupun manajemen perusahaan.
“Saya titip kepada pengusahanya, jangan ada PHK ya. Seberapa berat ditanggung bersama agar kemudian kesejahteraan bisa lebih baik. Saya titipin ini kepada semua pengusaha,” kata Ganjar usai mengunjungi dua pabrik di Kawasan Industri Candi Gatot Subroto, Ngaliyan, Kota Semarang, Kamis (8/10).
Dua pabrik itu adalah PT Arindo Garmentama di Jalan Karya Kencana Blok K/9 dan PT Marimas Putera Kencana di Jalan Candi I Blok D21.
Lebih lanjut, Ganjar berpesan kepada para buruh dan pengusaha untuk meningkatkan kekompakan dan komunikasi yang baik, khususnya pada masa sulit pandemi Covid-19.
Baca juga :
- Selama 1 Tahun Indonesia Diterjang 3.253 Bencana, Dengan Kerugian Ekonomi Rp22 Triliun
- Ganjar Usul Pintu Masuk ke Indonesia Diperketat, Cegah Covid Varian Baru B1117
- Tim LPPKS-PS Kemendikbud Kunjungi SD Muhmmadiyah 1 Solo
- Balai Bahasa Jateng Gelar Bimtek Penulisan Kreatif di Media Massa Sekolah Kabupaten Cilacap
- MUI Jateng Akan Bantu Tingkatkan Nasabah Bank Syariah
Jika ada persoalan terkait perburuhan juga diharapkan bisa dikomunikasikan dengan baik antara buruh dengan manajemen.
“Situasi sedang tidak bagus, semua orang tahu, maka hubungan industrial menjadi penting. Saya sampaikan kalau ada persoalan tentang perburuhan ngobrol dengan manajemen, kurang marem (puas) ngobrol sama pemilik. Duduk bareng, ono rembug ya dirembug (ada masalah ya dibahas) sehingga nanti kondisi susah ini, susah-senang akan dirasakan bersama,” harap Ganjar.
Mengenai kunjungan kedua pabrik itu, Ganjar mengatakan, untuk memastikan kondisi pada masa pandemi Covid-19 serta melihat produksi dan berbincang dengan para buruh.
Di Marimas aktivitas perusahaan masih berjalan. Jam kerja dibagi menjadi tiga shift dengan bayarannya masih rutin.
Sedangkan PT Arindo Garmentama produksi yang dikerjakan separuh karyawan dengan sistem pembagian waktu kerja menyesuaikan standard protokol kesehatan.
“Tadi saya tanya orderannya masih ada apa tidak, ternyata sepi. Pemiliknya mencoba survive dengan mencari buyer baru atau diversifikasi usaha yang dulu menjahit baju sekarang jahit tas. Sekarang ada prospek dan mulai November sudah on lagi dengan kapasitas full 100 persen,” ujar Ganjar.