Semarang, Kabarku.net – Guna menangani anak putus sekolah di Jawa Tengah (Jateng) telah dibuka sekolah virtual di SMAN 3 Brebes dan SMAN 1 Kemusu Boyolali.
Pembukaan sekolah virtual itu dilakukan secara daring oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Kantor Gubernur di Kota Semarang, Selasa (13/10).
Hadir dalam acara tersebut pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Padmaningrum, serta sejumlah siswa yang mengikuti sekolah virtual beserta orang tua masing-masing.
Dalam dialog dengan Ganjar, para siswa yang berasal dari keluar miskin itu merasa senang dengan adanya SMA virtual itu, karena bisa melanjutkan sekolah lagi.
“Bersyukur adanya sekolah virtual ini, saya bisa kembali melanjutkan sekolah untuk mengejar cita-cita. Saya tidak mendaftar SMA/SMK karena tidak punya biaya, bapak hanya buruh petani yang penghasilannya tidak menentu,” kata salah seorang siswi virtual SMAN 1 Kemusu Boyolali, Aprilia Lestari.
Baca juga :
- Gelar Operasi, Polda Jateng Dapati Tempat Hiburan Malam Langgar Jam Operasional PPKM Skala Mikro
- Riyono Salurkan Bantuan Perahu Karet Untuk Tangani Banjir Pekalongan
- Siswa SMP Buat Smart Face Shield Alat Ukur Suhu Tubuh Gantikan Thermo Gun
- 11 SD Gugus II RA Kartini Solo Deklarasi Sekolah Ramah Anak
- Abu Jahal (Penerus generasi Fir’aun)
Senada disampaikan siswa virtual SMA 3 Brebes Yevi Nurfahmi. Dia tidak bisa melanjutkan sekolah, karena tidak ada biaya.
“Orang tua bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan pengasilan pas-pasan. Senang sekali ada sekolah virtual ini, jadi saya bisa kembali sekolah,” ujar dia.
Menurut Ganjar Pranowo ide awal pembuatan sekolah virtual karena banyak anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah atau berhenti sekolah karena alasan biaya.
Oleh karenanya, membuat buat konsep sekolah virtual agar semua anak memiliki kesempatan sama melanjutkan sekolah hingga jenjang SMA/SMK.
“Agar anak-anak yang tidak sekolah atau berhenti sekolah karena faktor ekonomi, tetap bisa sekolah dengan baik. Kami akan dampingi dan bantu mereka menggapai cita-citanya,” kata Ganjar.
Untuk sementara, sambung Ganjar, sekolah virtual dibuka di dua tempat, yakni SMAN 3 di Brebes dan SMAN 1 Kemusu Boyolali dengan masing-masing sekolah diikuti 36 siswa.
Sekolah virtual di dua tempat itu diampu oleh sekolah negeri yang ada di sana, yakni SMAN 3 Brebes dan SMAN 1 Kemusu Boyolali, sehingga proses belajar mengajar yang didapat bisa tetap memenuhi standar pendidikan nasional.
“Harapannya, anak-anak ini bisa tetap belajar di rumah dengan sistem daring dan sekali-kali bisa tatap muka,” jelas Ganjar.
Sementara itu, Padmaningrum menjelaskan ada sekitar 45.000 anak yang tidak sekolah atau putus sekolah karena permasalahan biaya.
Adanya sekolah virtual ini merupakan solusi agar anak-anak miskin yang tidak sekolah, bisa tetap melanjutkan belajarnya dengan baik.
“Siswa sekolah virtual semuanya gratis serta mendapatkan fasilitas handphone dan beasiswa,” ujar dia.
Jumlah sekolah virtual, sambung Padmaningrum ke depan ditambawah, terutama di daerah-daerah pelosok dan tergolong miskin.
Sistem pembelajaran sekolah virtual sama dengan sekolah reguler. Siswa sekolah virtual akan tercatat dalam data Dapodik siswa, serta kalau lulus mendapatkan ijazah yang diakui.
“Semuanya sama dengan siswa reguler, hanya metodenya sedikit berbeda, mereka banyak sekolah di dunia maya dan sesekali dilakukan tatap muka,” jelas dia.