Semarang, Kabarku.net – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan prioritas penerima vaksin Covid-19 adalah tenaga kesehatan (nakes) dan petugas lapangan.
Hal ini terkait rencana pemerintah pusat mulai melakukan vaksinasi Covid-19 pada November 2020.
Menurut Ganjar, Jateng pada tahap pertama mendapat kuota vaksi belum banyak, masih sekitar ratusan.
“Vaksin akan kami prioritaskan untuk tenaga kesehatan dan kepada petugas lapangan seperti TNI/Polri dan Satpol PP, sebab mereka memiliki resiko tinggi karena setiap hari bertugas di lapangan,” katanya di Semarang, Selasa (20/10).
Selain itu, lanjut Ganjar juga kepada masyarakat yang tiap hari menjalankan kegiatan di tempat terbuka, misalnya pedagang pasar, sopir angkutan dan lainnya.
Meski Jateng pada November baru mendapat kuota vaksin Covid-19 sedikit, namun pada tahap kedua yakni pada Desember akan mendapat dalam jumlah cukup besar.
Baca juga :
- Kepala SMP di Semarang Menginginkan Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
- Artidjo Alkostar, “Momok” Koruptor Indonesia Meninggal Dunia
- Balai Bahasa Jateng Gelar Penghargaan Prasidatama 2021
- Ganjar Pantau Banjir di Kaligawe Semarang Sudah Mulai Surut
- Pucang Argo Community Gelar Baksos Korban Puting Beliung Demak
“Kalau tidak salah sekitar 2,5 juta vaksin. Kalau bulan depan sudah dimulai, ya mungkin November sampai Desember mendatang,” ujar Ganjar.
Menurut gubernur, pemerintah pusat sedang berusaha sekuat tenaga dalam rangka program vaksinasi dengan mencari beberapa sumber vaksin Covid-19 ke berbagai negara dengan harapan bisa memenuhi kebutuhan.
Kemungkinan vaksin nantinya tidak hanya satu, tapi beragam tergantung kapasitas dan kemampuan.
“Saya kira pemerintah sudah memikirkan jumlah kebutuhan vaksi,” tandasnya.
Meski program vaksinasi segera dilakukan pemerintah, Ganjar meminta masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan Covid-19 yang ketat dengan menghindari kerumunan, tertib memakai masker, dan rajin mencuci tangan pakai sabun.
Ganjar juga meminta kepada masyarakat untuk tidak memberikan stigma negatif pada orang yang dinyatakan positif Covid-19.
“Saya mendapat laporan di Solo ada satu keluarga yang positif Covid-19 merasa disingkirkan. Tolong jangan ada stigmatisasi pada mereka, karena mereka butuh pertolongan, bukan diasingkan,” harapnya.