Semarang, Kabarku.net – Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Jawa Tengah menyebutkan sejumlah negara, seperti Jepang dan Korea membutuhkan tenaga kerja Indonesia (TKI).
“Negara Jepang membuka peluang bekerja untuk 360.000 orang untuk 14 sektor,” kata Kepala BP2MI Jawa Tengah (Jateng) A.B Rachman pada Prime Topic Trijaya FM bertajuk “Menakar Peluang Bekerja di Manca Negara”, di Noormans Hotel, Semarang, Jumat (23/10).
Menurut Rachman, gaji di Jepang cukup tinggi yakni antara Rp18 juta hingga Rp 25 juta per bulannya, sedangkan di Korea gajinya per bulannya antara Rp22 juta hingga Rp 30 Juta.
Hanya saja, lanjut ia, sejak pandemi Covid-19 pada Maret 2020 TKI asal Jateng juga belum bisa diberangkatkan bekerja ke luar negeri, karena negera seperti Jepang dan Korea takut dengan Indonesia yang dipandang belum bisa mengendalikan Covid-19.
“Kami sekarang sedang meyakinkan kepada negara yang akan menjadi tempat penempatan TKI asal Jateng kalau serius menangani Covid-19. Ini penting,” ujarnya.
Baca juga :
- Sebelum Belajar Tatap Muka, Ganjar Usulkan Siswa Divaksin Covid
- Ganjar Lantik 17 Bupati/Wali Kota Secara Langsung dan Daring
- Kota Salatiga Raih Predikat Kota Paling Toleran Se-Indonesia
- Agung BM : Wali Kota Semarang Agar Prioritas Tangani Banjir
- Berkah Bulan Februari Guru SD Muhammadiyah 1 Solo Novi
Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng, Sakira Rosellasari dalam kesempatan sama mengatakan, jumlah TKI asal Jateng yang bekerja di luar negeri tercatat pada Juli 2020 sebanyak 65.000 orang.
Tenaga kerja asal Jateng paling banyak bekerja di Taiwan mencapai 20.000 orang dan Hongkong mencapai 11.000 orang, sedang lainnya bekerja di Singapura, Malaysia, Eropa, dan Emirat Arab.
“Untuk bekerja di luar negeri persaratannya ketat antara lain, memiliki paspor, sertifikasi kompetensi, kemampuan berbahasa asing seperti Inggris, Hongkong atau Mandarin,” jelas Sakira.
Dalam kesempatan sama, anggota Komisi E DPRD Jateng, Endro Dwi Cahyono meminta supaya ada pendampingan terhadap TKI asal Jateng yang bekerja di luar negeri.
TKI perlu mendapatkan pendampingan, semisal tentang pengelolaan keuangan yang benar sehingga uang yang didapat selama bekerja bisa membawa manfaat saat pulang ke Jateng.
“Uang bisa untuk wiraswasta membuka usaha yang bermanfaat bagi masyarakat sehingga dapat mengurangi pengangguran,” ujar dia.
Menurut Endro, peluang bekerja di luar negeri masih terbuka bagi TKI asal Jateng untuk sektor domestik atau rumah tangga dan beberapa sektor lain, seperti teknologi dan informatika (TI).
“Hanya kendalanya adalah kelemahan TKI dalam berbahasa asing dan penguasaan TI. Oleh karenanya, pemerintah perlu mengadakan pelatihan khususnya bahasa dan ketrampilan tambahan lain,” ujar dia.