Semarang, Kabarku.net – Universitas Diponegoro (Undip) Semarang kehilangan guru besar dan pakar hematologi hematologi, Prof. Dr. dr. Ag. Soemantri, SpAK. S.Si.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Undip kelahiran 1 Agustus 1936 ini meninggal dunia di Semarang, Senin (21/9).
Almarhum Prof. Soemantri meninggalkan tiga orang putri dan enam orang cucu. Sedangkan istrinya, Maria Goretti Tuti A sudah terlebih meninggal dunia.
Pimpinan dan civitas akademika Undip menggelar upacara persemayaman almarhum di Gedung Auditorium Undip Peleburan Semarang, Selasa (22/9).
Upacara dipimpin Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Undip Prof. Budi Setiyono, mewakili Rektor Undip.
Baca juga :
- Dapatkan 5 Khasiat Baca Zikir Hasbunallah Wanikmal Wakil
- Ngaku Anggota Polisi Resmob, 2 Remaja Semarang Peras Pelaku Balap Liar
- PGRI Jateng Minta Kepala Daerah Baru Dilantik Prioritaskan Sektor Pendidikan
- Ganjar Dampingi Jokowi Resmikan KRL Solo-Jogja
- Mahasiswa Unisri Solo Raih The Best Talent Ajang Putra Putri Kampus Indonesia
Dalam sambutannya Budi menyatakan, almarhum Prof. Soemantri dikenal sebagai dokter spesialis anak yang ramah dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi.
“Dedikasi almarhum untuk mengabdikan ilmunya terutama pada bidang hematologi dan onkologi sangatlan besar. Kami semua merasa kehilangan Prof. Soemantri,” katanya.
Hematologi tentang penyakit anemia, gangguan pembekuan darah, penyakit infeksi, hemofilia, dan leukemia. Sedangkan Onkologi tentang diagnosis dan pengobatan kanker.
Menurut Prof. Budi, kiprah almarhum bidang medis mengharumkan nama Undip. Banyak pengabdian sudah diberikan Prof. Soemantri untuk masyarakat terutama untuk kesehatan dan kesembuhan anak-anak yang sakit kanker dan gangguan pada darah.
Beberapa pengabdian yang sudah dilakukan diantaranya menjadi Wakil Ketua PMI Kota Semarang mulai tahun 1987 hingga sekarang.
Selain itu juga pencetus dan penasehat Yayasan Hematologi Yasmia Semarang mulai tahun 1994 sampai sekarang.
Pencetus dan penasehat persatuan orang tua penderita thalassemia dan hemophilia Semarang mulai tahun 1993 sampai dengan sekarang.
Pencetus Yayasan Yastri yang menangani penderita yang tidak mampu yang dirawat di RSUP Kariyadi dari tahun 1994 hingga sekarang. Penasehat Ahli dan ikut merintis Yayasan Onkologi Indonesia di Jakarta.
“Serta masih banyak lagi pengabdian Beliau lainnya sesuai dengan kepakarannya di bidang hematologi dan onkologi,” ujar Prof. Budi.