Semarang, Kabarku.net – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bakal menambah sekolah untuk menggelar simulasi pembelajaran tatap muka pada Oktober mendatang.
Penambahan sekolah ini setelah hasil evaluasi terhadap pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka di tujuh sekolah dinilai sukses.
Menurut Ganjar, setelah dilakukan evaluasi hasilnya cukup baik yakni 97,4% dukungan orang tua, 95% pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 berjalan baik, dan 82” komunikasi antara orang tua dan guru berjalan baik.
“Memang tetap harus diperbaiki, agar capaiannya bisa 100 persen,” katanya di Semarang, Rabu (30/9).
Dari hasil evaluasi yang baik ini, lanjut Ganjar akan melanjutkan simulasi tatap muka di tujuh sekolah di Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, dan Kota Tegal dengan jumlah siswa akan ditambah.
Baca juga :
- Arab Saudi Wajibkan Jamaah Haji 2021 Vaksin Covid-19
- Saat Ganjar dan Risma Nikmati Pijatan Terapis Disabilitas
- Demokrat Jateng Tak Akui Hasil KLB yang Tetapkan Moeldoko Ketua Umum
- Tim MRI-ACT Beri Pelayanan Kesehatan Warga Korban Banjir Semarang
- Keteguhan Iman Bilal Bin Rabbah
Selain itu, akan menambah beberapa sekolah untuk melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka langsung.
“Ada beberapa sekolah akan melakukan simulasi, antara lain SMA Pradita Dirgantara Boyolali dan SMA Taruna Nusantara Magelang. Kami minta prosentase siswanya harus terbatas dan simulasi harus ketat,” ujar Ganjar.
Penambahan jumlah siswa dan sekolah ini, menurut Ganjar dengan mempertimbangkan status zonasi di daerah setempat.
“Dinas Kesehatan atau Satgas Covid-19 di daerah setempat agar mengecek sekolah masuk zona merah atau tempat tinggal siswanya yang masuk zona merah. Kalau itu terjadi, maka siswanya dilarang sekolah dan kalau sekolahnya berada di zona merah, ya ditutup dulu,” katanya.
Sementara, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Padmaningrum mengatakan, kembali menggelar simulasi belajar tatap muka di tujuh sekolah yang ditunjuk pada 5 Oktober mendatang.
Jumlah siswanya akan ditambah 100 persen, dari jumlah awal yang mengikuti tatap muka, semisal di SMKN 1 Temanggung yang awalnya diikuti 72 siswa akan ditambah menjadi 180 siswa.
Selain itu, sambung Padmaningrum, dilakukan penambahan sekolah yakni tiga SMK Negeri Jateng di Semarang, Pati dan Purbalingga, serta SMA Pradita Dirgantara dan Taruna Nusantara.
“Kami pilih sekolah tersebut karena berasrama sehingga lebih mudah dalam pengaturannya,” jelas dia.
Di sekolah-sekolah yang ditunjuk itu, juga akan dibatasi jumlah siswanya, misalnya di SMA Taruna Nusantara dengan jumlah siswa lebih 1.000 orang, maka hanya diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka sebanyak 150 orang.