Semarang, Kabarku.net – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mengalami kendala untuk mengebut tes PCR kepada masyarakat guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Sebab sejumlah laboratorium PCR yang ada di Jawa Tengah (Jateng) mengeluhkan ketersediaan barang habis pakai seperti reagen terbatas.
Guna mengatasi masalah ini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, tidak menutup kemungkinan akan menggandeng pihak swasta untuk mendorong target 5.000 tes PCR dalam sehari.
“Kenapa tes PCR di Jateng sulit didorong, ternyata ada beberapa problem di laboratorium yakni barang habis pakai, seperti reagen dan sebagainya yang ternyata belum tercover penuh. Ini butuh dicover, kalau tidak, mereka akan lambat kerjanya,” katanya di Semarang, Senin (7/9).
Permasalahannya, lanjut Ganjar, pemerintah kesulitan memenuhi kebutuhan itu, sehingga membuka ruang adanya kerja sama dengan laboratorium swasta guna percepatan proses pengetesan massal.
Baca juga :
- Bansos Covid Dihentikan, Ngainirrichadl Minta Pemprov Tetap Perhatikan Warga Miskin
- Ganjar Ingatkan Kepala Daerah Bahwa Kekuasaan Ada Batasnya, yang Langgeng Kekuasaan Tuhan
- KSR PMI Unisri Solo Gelar Baksos Bagi Sembako
- Sebelum Belajar Tatap Muka, Ganjar Usulkan Siswa Divaksin Covid
- Ganjar Lantik 17 Bupati/Wali Kota Secara Langsung dan Daring
Dengan menggandeng laboratorium swasta, maka percepatan itu bisa dilakukan. Misalnya untuk seluruh komponen pengecekan dibutuhkan anggaran Rp1 juta hingga Rp1,5 juta, maka pemerintah bisa membayar untuk kepentingan itu.
“Kalau memang laboratorium pemerintah tidak mampu, ya ajak swasta saja. Kalau sama-sama satu pemeriksaan swab nominalnya Rp1 juta atau Rp1,5 juta, ya sudah kasih swasta saja biar mengerjakan. Kalau memang sulit mendapatkan reagen dan barang habis pakai lain, ya kasih swasta saja. Nanti sistemnya reimburse,” ujarnya.
Bila masih menggunakan pola selama ini, menurut Ganjar, maka akan sulit untuk mengejar target percepatan pengecekan spesimen.
Padahal, kecepatan pengecekan itu akan berdampak pada berbagai hal, termasuk penanganan pasien Covid-19 dan manajemen rumah sakit.
“Selama ini, Dinas Kesehatan Jateng mengadakan sendiri repot, tidak ada barangnya. Kalau tetap seperti ini, nanti ndak selesai-selesai. Dengan melibatkan laboratorium swasa, ndak usah repot kulakan, tinggal bayar mereka. Fair. Itu bisa didorong achievmentnya, jadi mereka bisa kita kejar untuk pemenuhan target,” jelas Ganjar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo menerangkan, selain bahan habis pakai, sejumlah laboratorium PCR di Jateng juga kekurangan sumber daya manusia (SDM).
“Ini menjadi problem laboratorium untuk melaksanakan tugas pengecekan sesuai target yang ditetapkan,” tandas dia.