Semarang, Kabarku.net – Kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah (Jateng) terus meningkat, bahkan masuk tiga besar nasional dalam kasus kematian.
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Jateng menyebutkan, data per 23 Juli 2020 terjadi peningkatan kasus baru Covid-19 dari 898 orang menjadi 1.172 orang.
Data per 19 September kembali mengalami kenaikan signifikan kasus Covid-19 mencapai 1.000% yakni terkonfirmasi positif sebanyak 19.210 orang, meninggal 1.769 orang, dirawat 3.041 orang, dan sembuh 14.400 orang.
“Kasus kematian di Jateng cukup tinggi, naik 150 persen lebih dan masuk tiga besar nasional. Data Satgas Covid-19 nasional persentase kematian di Jateng sebesar 6,45 persen ini membutuhkan kewaspadaan semua baik eksekutif ataupun legeslatif,” ujar sekretaris FPKS DPRD Jateng, Riyono di Semarang, Senin (21/9).
Menurut ia, bahkan Jateng berdasarkan data per 14 September menjadi penyumbang prosentase angka paling tinggi dengan penambahan sebanyak 14 kasus kematian dalam 24 jam, sehingga menyumbang kumulatif kasus kematian menjadi 1.677 kasus.
Baca juga :
- Ganjar Pantau Banjir di Kaligawe Semarang Sudah Mulai Surut
- Pucang Argo Community Gelar Baksos Korban Puting Beliung Demak
- Gelar Operasi, Polda Jateng Dapati Tempat Hiburan Malam Langgar Jam Operasional PPKM Skala Mikro
- Riyono Salurkan Bantuan Perahu Karet Untuk Tangani Banjir Pekalongan
- Siswa SMP Buat Smart Face Shield Alat Ukur Suhu Tubuh Gantikan Thermo Gun
Gubernur harus lebih fokus dan membuat kebijakan sistematis dalam sektor kesehatan. Perlu melakukan tes swab massal dan tracking terhadap kluster baru yang terjadi di Grobogan, Kudus, Wonogiri, Jepara, dan Kota Semarang.
Untuk penanganan kasus Covid-19, lanjut Riyono, Fraksi PKS DPRD Jateng mengusulkan, pertama meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng menarik rem lebih dalam daerah-daerah zona merah yang menjadi sumber penyebaran virus, jika perlu PSBB seperti Jakarta.
Kedua, segera mengadakan dan perbanyak fasilitas kesehatan berupa laboratorium tes PCR baik di pemerintah dan swasta. Membeli mobil PCR per kabupaten/kota untuk mempercepat penanganan Covid-19.
Serta ketiga, percepat kinerja penyaluran bansos kepada rakyat terdampak Covid-19, karena per Juli 2020 baru mencapai 28,13%, harusnya per september ini sudah 70%. Kalau masih lamban penyaluran bansos, maka masyarakat akan tetap ke luar untuk mencari makan.
“Kasus Covid-19 harus dikendalikan agar tidak terjadi penambahan bila ingin ekonomi Jateng bisa bangkit dari – 5.92 persen menuju 0 persen atau atau 1 persen,” tandas Riyono.