Semarang, Kabarku.net – Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Jawa Tengah menilai target pertumbuhan ekonomi 2,5% sangat berat.
Hal ini, menurut Sekretaris FPKS DPRD Jawa Tengah (Jateng) Riyono, karena faktor penguat pertumbuhan ekonomi Jateng yang bertumpu pada konsumsi rumah tangga belum bergerak positif sampai akhir Agustus 2020.
“Dalam rapat badan anggaran (banggar) DPRD Jateng, kamis sudah mengingatkan dan memberikan warning bahwa target pertumbuhan ekonomi di angka 2.5% itu sangat berat,” katanya, Selasa (1/9).
Lebih lanjut Riyono mengatakan, pascapenandatanganan Kebijakan Umum Perubahan Angaran (KUPA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Jateng perubahan 2020 antara DPRD dan Legeslatif tergambar jelas prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2020 yang ditargetkan Pemerintah Provinsi Jateng tumbuh positif antara 2,5% hingga 3%.
Target tersebut cukup berat di tengah kondisi ekonomi yang terkontraksi negatif 5,94%. Dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) konsumsi masyarakat bahkan anjlok hingga minus 6,51% karena daya beli masyarakat terus melorot.
Baca juga :
- WHO Sebut Kasus Baru Covid-19 Berkurang dan Kematian Turun 20%
- Penjual Karangan Bunga Panen Order Jelang Pelantikan Wali Kota Semarang
- Ganjar Minta Dana ke Pusat Rp3,19 Triliun Untuk Tangani Banjir Pantura
- Ganjar Panggil Kepala BBPJN Untuk Atasi Kerusakan Jalan Pantura
- Kantor PWI Jateng, Balaikota Semarang, Kantor Gubernur Kebanjiran
Bila dibedah lebih lanjut, maka pada kuartal I 2020, daya beli masyarakat anjlok sebesar 50% akibat pandemi Covid-19.
Bahkan hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia berupa Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) pada triwulan II 2020 tercatat berada pada level pesimis sebesar 68,60, jauh lebih rendah dari triwulan lalu sebesar 122,27.
“Artinya masyarakat belum yakin bahwa ekonomi akan membaik dalam waktu dua atau tiga bulan ke depan,” ujar Riyono.
Menurut ia, faktor percepatan pemulihan ekonomi bertumpu kepada kecepatan birokrasi dalam merealisasikan APBD yang pada Agustus 2020 baru terserap sekitar 40-50%.
Untuk agar segera mencairkan Jaring Pengaman Ekonomi dan Sosial agar rakyat bisa bernafas ditengah bayang – bayang resesi yang sudah di depan mata.
“Kami sudah mengusulkan kepada gubernur saat awal Agustus kontraksi 5,94 persen agar fokus kepada sektor pertanian, UMKM, kelautan perikanan yang berkontribusi positif 2,15 persen di tengah pandemi Covid-19,” katanya.
Disisi lain, sambung Riyono, pertumbuhan industri transportasi dan sektor akomodasi serta industri makanan dan minuman tercatat kontraksi minus 29,22% dan minus 22%.
“Pak Ganjar jangan salah pilih fokus dan bidang untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi pada level 0 persen saja sudah bagus,” tandasnya.
Riyono menyerankan gubernur agar fokus saja pada sektor riil, percepata kinerja birokrasi dalam program Jaringan Pengaman Ekonomi dan Sosial supaya dana Rp1 triliun lebih bisa terserap 60% pada September 2020.
“Perkuat sekor perikanan dan pertanian, subsidi untuk petani dan nelayan, UMKM yang menyumbang hampir 90 persen tenaga kerja di Jateng,” ujar Riyono