Semarang, Kabarku.net – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah memprediksikan pendapatan daerah pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2021 senilai Rp26,57 triliun.
Pendapatan ini berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) sekitar Rp14 triliun, pendapatan transfer senilai Rp11 triliun, dan pendapatan lain yang sah senilai Rp 23miliar.
“Pendapatan daerah pada RAPBD tahun 2021 diprediksi Rp 26,57 triliun,” kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat menjelaskan Rancangan APBD 2021 pada rapat paripurna di Gedung DPRD Jateng di Jalan Pahlawan Koa Semarang, Kamis (17/9).
Baca juga :
- Kepala SMP di Semarang Menginginkan Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
- Artidjo Alkostar, “Momok” Koruptor Indonesia Meninggal Dunia
- Balai Bahasa Jateng Gelar Penghargaan Prasidatama 2021
- Ganjar Pantau Banjir di Kaligawe Semarang Sudah Mulai Surut
- Pucang Argo Community Gelar Baksos Korban Puting Beliung Demak
Pendapatan daerah pada RAPBD 2021 mengalami penurunan dibandingkan atas APBD 2020 senilai Rp28,3 triliun.
Menurut Ganjar, dengan anggaran pendapatan daerah senilai Rp 26,57 triliun dan anggaran belanja daerah Rp 26,92 triliun sehingga defisitnya menjadi Rp350 miliar.
Sedangkan untuk pembiayaan daerah, penerimaan pembiayaan Rp620 miliar dan pengeluaran pembiayaan Rp270 miliar sehingga pembiayaan netto menjadi Rp350 miliar.
“Dengan angka defisit dan pembiayaan netto itu, maka sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) RAPBD 2021 menjadi nihil,” ujarnya.
Mengenai penurunan pendapatan daerah, Ganjar mengatakan karena proyeksi terjadinya penurunan pendapatan akibat dampak pandemi Covid-19.
Situasi pandemi Covid-19 menyebabkan tidak match lagi dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Jateng.
“Kondisi berubah cukup besar. Jadi, kami melakukan penyesuaian,” tandas Ganjar.