Semarang, Kabarku.net – Langkah Universitas Ivet Semarang membantu mahasiswanya memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM) disambut jajaran Ditlantas Polda Jateng dengan memberikan SIM secara gratis.
Wakil Rektor III Universitas Ivet Semarang, Drs. Tri Leksono Prihandoko mengatakan, bersyukur atas respons positif Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jateng.
“Terus terang saya terharu. Tidak terbayangkan upaya kami membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan dibantu dengan begitu tulus dan sigap oleh jajaran Ditlantas Polda Jateng,” katanya di Semarang, Rabu (12/8)
Menurut Kokok, panggilan Tri Leksono, semula ada permintaan dari tujuh mahasiswa asal Papua yang kesulitan mengurus SIM. Pihak universitas kemudian menindaklanjuti dengan membantu persiapan administratif yang diperlukan.
Dalam prosesnya di akhir Juli 2020 ada saran untuk meminta bantuan kepada Dirlantas Polda Jateng, Kombes Pol Arman Achdiat SIK Msi (sekarang Kasubditdikmas Ditkamsel Korlantas Polri).
Baca juga :
- Arab Saudi Wajibkan Jamaah Haji 2021 Vaksin Covid-19
- Saat Ganjar dan Risma Nikmati Pijatan Terapis Disabilitas
- Demokrat Jateng Tak Akui Hasil KLB yang Tetapkan Moeldoko Ketua Umum
- Tim MRI-ACT Beri Pelayanan Kesehatan Warga Korban Banjir Semarang
- Keteguhan Iman Bilal Bin Rabbah
Menindaklanjuti saran itu, lanjut Koko, lantas membuat surat permohonan resmi bantuan pengurusan SIM untuk tujuh mahasiswa asal Papua yakni nama Ayon Widigipa, Ayub Edoway, Yohanes Tagi, Kalorina Dogomo, Boas Iyai, Marten Butu dan Maya Maria Anouw.
“Tanpa diduga, surat itu secara cepat ditanggapi Kombes Arman Achdiat. Semenjak jadi dosen baru sekali menjumpai hal ini. Kami bukan hanya dibantu prosesnya, tapi biayanya pun ditanggung Polri yang membuat terharu,” ujarnya.
Proses pembuatan SIM selesai pekan pertama Agustus 2020 yakni dua SIM A dan lima SIM C. Para mahasiswa Papua pun bisa berkendara dengan tenang.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kombes Pol. Arman Achdiat yang telah membantu kemudahan pembuatan SIM mahasiswa,” tandas Kokok
Dihubungi terpisah salah satu mahasiswa Papua, Yohanes Tagi mengatakan mengaku bersyukur, karena saat mengurus SIM kekurangan biaya dan administrasi
“Tanpa memiliki SIM sebagai syarat mengendarai mobil maupun motor di jalan umum sangat berisiko dan melangar aturan. Karena itu, saya bersyukur mendapatkan kemudahan memperoleh SIM gratis,” ujar dia.
Sementara aktivis hak asasi manusia dan pendiri Setara Institute, Hendardi mengatakan, mendukung langkah korps bhayangkara merangkul mahasiswa menggunakan pendekatan manusiawi.
Langkah tersebut, sambung dia, dinilainya sebagai bentuk penghayatan yang meluhurkan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
“Kombes Arman mampu membingkai bidang tugasnya menggunakan pendekatan keindonesiaan. Kebijakan ini menumbuh suburkan kesejatian Polri di mata mahasiswa,” puji Hendrardi.