
Episode:8
Kabarku.net – Tatkala usia Rasulullah shallallahu alaihi waa sallam kira-kira 12 tahun. Abu Thalib paman Rasulullah, mengajak Nabi ikut serta dalam perjalanan dagang ke negeri Syam.
Ketika sampai di sebuah tempat bernama Bushra, kafilah dagang Abu Thalib didatangi seorang pendeta bernama Buhaira dan mempersilahkan mereka untuk singgah di rumahnya sebagai tamu kehormatan.
Padahal sebelumnya, selama kafilah dagang Qurays melewati tempat itu, pendeta Buhaira tidak pernah menemui mereka dan tidak pernah mempersilahkan singgah ke rumahnya.
Hal ini disebabkan karena keberadaan Rasulullah di tengah tengah mereka.
Ketika melihat Rasulullah, pedeta Buhaira segera meraih tangan Rasulullah sambil berkata, “Anak ini kelak menjadi pemimpin semesta alam. Anak ini akan diutus oleh Allah sebagai rahmad bagi seluruh alam.”
Baca juga :
- Gelar Operasi, Polda Jateng Dapati Tempat Hiburan Malam Langgar Jam Operasional PPKM Skala Mikro
- Riyono Salurkan Bantuan Perahu Karet Untuk Tangani Banjir Pekalongan
- Siswa SMP Buat Smart Face Shield Alat Ukur Suhu Tubuh Gantikan Thermo Gun
- 11 SD Gugus II RA Kartini Solo Deklarasi Sekolah Ramah Anak
- Abu Jahal (Penerus generasi Fir’aun)
Abu Thalib bertanya, “Dari mana anda tahu bahwa anak ini akan jadi pemimpin alam semesta? “
Buhaira menjawab, “Aku melihat bebatuan dan pepohonan tunduk bersujud kepada anak ini. Dan tidaklah batu dan pohon itu bersujud, melainkan kepada seorang Nabi.”
Lebih lanjut Buhaira menyatakan, “Aku bisa mengetahui tanda kenabian yang ada di bawah tulang rawan bahunya, yang menyerupai buah apel. Kami juga mendapatkan tanda Nubuwah itu di dalam kitab suci kami.”
Lalu Buhaira meminta kepada Abu Thalib agar segera membawa pulang Rasulullah kembali ke Mekkah, karena khawatir apabila orang-orang Yahudi mengetahui tentang keberadaan Rasulullah akan membunuhnya.
Maka Abu Thalib segera membawa pula Rasulullah kembali ke Mekkah, karena mengkhawatirkan keponakannya tersebut.
Subhanallah, alangkah jujurnya pendeta Buhaira mengakui kebenaran Nubuwah Rasulullah yang tertulis dalam kitab sucinya.
Maka sungguh benar Firman Allah dalam surah Ash-Shaff ayat 6
وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰٮةِ وَمُبَشِّرًۢا بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗۤ اَحْمَدُ ۗ فَلَمَّا جَآءَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ
“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, Ini adalah sihir yang nyata.”
( Bersambung )