Semarang, Kabarku.net – Usianya sudah mencapai 90 tahun, namun ingatan veteran perang kemerdekaan Kapten Sanjoto masih tajam, sehingga bisa menceritakan kisah-kisah heroik saat melawan penjajahan Belanda dan Jepang.
Kapten Sanjoto dengan lancar menceritakan peristiwa yang dialami masa silam itu kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang datang ke rumahnya di Jalan Belimbing Peterongan Semarang, Rabu (19/8).
Kepada Ganjar, Kapten Sanjoto dengan bangga memperlihatkan foto-foto masa mudanya. Termasuk saat bertugas mengawal Presiden Soekarno hingga Jenderal Ahmad Yani.
Serta mengawal Panglima Besar Jenderal Soedirman menyeberang jalan poros Wonogiri-Ponorogo yang banyak tentara Belanda sampai aman hingga bertemu Bung Karno.
Baca juga :
Di balik kisah heroik Kapten Sanjoto, menyimpan nasib trategis, karena rumah yang telah ditempati bertahun-tahun bersama keluarganya statusnya tidak jelas.
- LBH Rupadi Tambah 31 Kader Paralegal Muda Non Litigasi
- Ormas Tionghoa di Indonesia Bantu 1 Juta Ton Beras dan 20 Juta Masker
- Arab Saudi Wajibkan Jamaah Haji 2021 Vaksin Covid-19
- Saat Ganjar dan Risma Nikmati Pijatan Terapis Disabilitas
- Demokrat Jateng Tak Akui Hasil KLB yang Tetapkan Moeldoko Ketua Umum
Menurut Kapten Sanjoto, rumah yang ditempati sekarang adalah tempat persinggahan petinggi Partai Komunis Indonesia (PKI), D.N Aidit.
Ketika itu, ia mendapat perintah untuk melakukan penggrebekan D.N Aidit di rumah yang saat itu kondisinya rusak parah, tapi yang bersangkutan sudah kabur.
“Komandan saya kemudian memberikan rumah yang rusak parah itu. Saya kemudian medandani dan menempati sejak tahun 1969,” jelas Sanjoto.
Ia sempat sempat mengurus status hak atas rumah itu sejak 2004, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan dan kepastiaan.
“Saya hanya ingin rumah ini menjadi tempat berlindung menikmati masa tua bersama keluarga,” harapnya kepada Ganjar.
Kondisi rumah yang ditempati Kapten Sanjoto, meski sudah ditembok, namun sering bocor saat hujan. Beberapa bagian atap juga sudah ambrol dan tembok retak-retak.
Menanggapi hal ini, Ganjar memerintahkan Lurah dan Camat yang hadir di kediaman Kapten Sanjoto membantu mengurus status rumah.
“Pak Lurah dan Camat untuk mengecek asetnya. Kalau memang punya Pemkot Semarang, maka bisa diberikan sesuai yang beliau pernah dengar. Nanti saya akan bantu mendapatkannya,” ujar Ganjar.
Ganjar juga akan membantu memperbaiki kondisi rumah yang sudah bocor denga mengajak semua pihak termasuk TNI ikut peduli.
“Saya rasa, setidaknya beginilah cara kita menghormati sesepuh-sesepuh kita. Dalam usia 75 tahun Indonesia merdeka, saya rasa ini waktu yang tepat,” tegasnya.
Sementara itu, istri Kapten Sanjoto, Sudarsih mengatakan merasa yakin Ganjar mampu mewujudkan keinginan keluarganya untuk bisa mendapatkan hak atas rumah yang ditempati.
“Cita-cita bapak itu bisa memiliki rumah ini sebelum meninggal. Saya yakin Pak Ganjar bisa membantu dan terima kasih telah peduli dengan nasib kami,” ujar dia.