Semarang, Kabarku.net – PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Semarang saat ini mengelola kawasan seluas 250 hektare, dengan 97 investor.
Terdiri atas 60 perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan 37 Penanaman Modal Asing (PMA), dengan menyerap 21.451 tenaga kerja.
“Masih tersedia lahan seluas 65 hektare siap menerima investor,” kata Direktur Operasional PT KIW Semarang, Ahmad Fauzie Nur, Selasa (11/8).
Kabar rencana masuknya perusahaan dari Amerika Serikat PT CDS Asia (Alpan Lighting) yang bergerak di bidang industri lampu tenaga surya, lanjut ia, KIW menyambut baik, karena diharapkan mampu menggeliatkan pertumbuhan ekonomi yang sempat melamban untuk bangkit kembali.
Lebih lanjut, Fauzie mengatakan, rencana pengembangan kawasan baru, di luar kawasan yang sekarang sudah eksisting mendapat penugasan untuk menjadi pengembang dan pengelola Kawasan Industri Baru (KIB).
Tidak tanggung-tanggung dapat penugasan didua tempat, yaitu Kawasan Industri Brebes dan Kawasan Industri Terpadu Batang.
Baca juga :
- Mahasiswa Unisri Solo Raih The Best Talent Ajang Putra Putri Kampus Indonesia
- Kepala SMP di Semarang Menginginkan Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
- Artidjo Alkostar, “Momok” Koruptor Indonesia Meninggal Dunia
- Balai Bahasa Jateng Gelar Penghargaan Prasidatama 2021
- Ganjar Pantau Banjir di Kaligawe Semarang Sudah Mulai Surut
Rujukannya, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal-Semarang-Salatiga-Demak-Grobogan, Kawasan Purworejo-Wonosobo-Magelang-Temanggung dan Kawasan Brebes-Tegal-Pemalang.
“Pada rapat terbatas Presiden Jokowi di Istana Bogor pada bulan Juli 2019 salah satu hasilnya membangun dan mengembangkan kawasan industri di Brebes. KIW yang mendapat penugasan mulai Januari 2020 langsung melakukan koordinasi dengan kementrian dan lembaga terkait,” ujar Fauzie lulusan Master of Business (Accounting) Australian National University, Canberra dan Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia.
Sedangkan penugasan kedua di Kawasan Industri Terpadu Batang, saat Presiden Jokoki meresmikan Kawasan Industri Terpadu Batang 30 Juli 2020.
Menurut ia, progres Kawasan Industri Brebes tetap berjalan, master plan tinggal finalisasi dan paparan ke kementerian BUMN, feasibility study atau FS finalisasi, Amdal masih proses.
Sedangkan untuk Kawasan Industri Terpadu Batang sedang pembentukan konsorsium pengelola kawasan industri, tiga perusahaan BUMN, masing-masing PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) dan PT Perkebunan Nasional (PTPN) IX dan juga Pemerintah Kabupaten Batang.
Masing-masing sesuai core bisnisnya, PT PP menangani infrastruktur, KIW mengelola kawasan indsustri dan PTPR IX menyediakan lahan.
“Secara marathon rapat koordinasi dilakukan setiap minggu baik tiga pilar utama, PTPN IX, PT PP dan PT KIW, ditambah stakeholder yang lain sebagai supporting seperti jajaran Kemenko Maritim dan Investasi, Kemenko Perekonomian, Kementrian BUMN, PUPR, Perindustrian, Perhubungan, Agraria dan Tata Ruang, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BKPM, Bina Marga, Pelindo, PLN, Pertamina, KAI, Pemprov Jateng dan Pemkab Batang,” jelasnya.