Semarang, Kabarku.net – Masjid Agung Semarang dikenal Masjid Agung Kauman di kawasan Pasar Johar Semarang ternyata pernah menjadi markas para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Namun, karena minimnya dokumentasi dan publikasi menjadikan sejarah tersebut hanya sebatas ilmu tutur yang semakin sedikit diketahui orang.
Menurut Ketua Takmir Masjid Agung Semarang KH. Hanif Ismail, dalam perjuangan kemerdekaan memiliki cukup besar, bahkan pada masa revolusi menjadi pusat perjuangan para pemuda saat itu.
“Masjid Agung Semarang pernah jadi markas dadakan para pejuang, dapur umum, sekaligis rumah sakit darurat untuk mengobati pejuang yang cidera saat berperang,” katanya.
Lebih lanjut, Kiai Hanif, menjelaskan dirinya banyak mendapatkan cerita dari ayahnya dan orang-orang tua bahwa kaum muslimin di sekitar masjid ikut berjuang melawan penjajah Jepang pada 1945 yang bermakas di KNK (sekarang Hotel Metro).
Baca juga :
- Sebelum Belajar Tatap Muka, Ganjar Usulkan Siswa Divaksin Covid
- Ganjar Lantik 17 Bupati/Wali Kota Secara Langsung dan Daring
- Kota Salatiga Raih Predikat Kota Paling Toleran Se-Indonesia
- Agung BM : Wali Kota Semarang Agar Prioritas Tangani Banjir
- Berkah Bulan Februari Guru SD Muhammadiyah 1 Solo Novi
Adanya fakta sejarah tersebut, berharap sikap dan semangat para pejuang tersebut dapat terus dilanjutkan warga Kauman, terutama para pemudanya.
“Semangat kebangsaan, nasionalisme, dan patriotik inilah yang harus terus dijaga secara turun temurun,” ujarnya.
Masji Agung Semarang, sambung Kiai Hanif, juga pernah digunakan untuk mengabarkan tentang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
Setelah Presiden Bung Karno dan Wakil Presiden Bung Hatta secara resmi membacakan proklmasi kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada pukul 10 lebih 17 menit hari Jum’at tanggal 17 Agustua 1945 adan seorang dokter bernama Agus datang ke Masjid Kauman.
“Dokter Agus datang ke masjid mengabarkan kepada para ulama Kauman tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia dan meminta supaya masjid ikut mengumandangkan melalui mimbar Jumat. Kemudian sebelum saalat Jumat dikumandangkanlah kemerdekaan Indonesia di masjid Kauman,” jelas Hanif.
Untung mengenang peristiwa tersebut, sambung Hanif, mengadakan kegiatan peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesi pada 17 Agustus 2020.
“Pada tanggal 17 Agustus lalu kami membunyikan sirine pada jam 10 lebih 17 menit,” ujarnya.
Pimpinan PP Raudlatul Qur’an Kauman Semarang K.H Khammad Makshum Turmudzi A.H menambahkan beberapa tokoh ikut berjuang dalam pergerakan kemerdekaan dan penumpasan PKI di Kauman.
Dia menyebutkan nama beberapa pejuang dari Kauman seperti K.H Ahmad Abdulloh, H. Adil Prayitno, H. Bisri, dan Faqih Wahyudi.
“Semangat juang ini agar menjadi teladan bagi generasi yang ada saat ini.Pemuda masjid harus kreatif mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif sebagai bentuk cinta tanah air,” ujar dia.