Semarang, Kabarku.net – Anggota Fraksi PKS DPRD Jateng, Agung Budi Margono mengatakan pentingnya membangun ketahanan pangan dalam keluarga di tengah pandemi Covid-19.
“Ketahanan pangan dapat menjadi alternatif akibat dampak kebijakan dan anjuran pemerintah yang masih membatasi kegiatan dan terbatasnya akses terhadap sumber pangan,” katanya dalam serap aspirasi di Kelurahan Pleburan, Semarang, Kamis (13/8).
Menurut anggota Komisi C DPRD Jateng ini, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Pangan yang beragam, bergizi seimbang dapat menghasilkan sumber daya manusian (SDM) berkualitas yang dapat berperan dalam pembangunan nasional.
Banyak upaya yang dapat dilakukan, sehingga keterbatasan lahan tidak menjadi masalah, karena ada konsep urban farming dan hidroponik.
“Kami ingin mengajak membangun ketahanan pangan dimulai dari keluarga,” tandas Agung.
Baca juga :
- Selama 1 Tahun Indonesia Diterjang 3.253 Bencana, Dengan Kerugian Ekonomi Rp22 Triliun
- Ganjar Usul Pintu Masuk ke Indonesia Diperketat, Cegah Covid Varian Baru B1117
- Tim LPPKS-PS Kemendikbud Kunjungi SD Muhmmadiyah 1 Solo
- Balai Bahasa Jateng Gelar Bimtek Penulisan Kreatif di Media Massa Sekolah Kabupaten Cilacap
- MUI Jateng Akan Bantu Tingkatkan Nasabah Bank Syariah
Selain itu, sambung ia, melalui sinergi antar steakholder seperti DPRD dan organisasi masyarakat dapat sama-sama mengatasi hambatan dan upaya-upaya pengembangan kapasitas masyarakat dalam pengembangan ketahanan pangan.
PKS Jateng sedang menyiapkan dan menjalankan beberapa program penguatan ketahanan pangan, salah satunya adalah dengan “Gerakan Ayo Menanam Bersama PKS”.
“Kami juga mengkampanyekan gerakan menanam di pekarangan serta panen produk pertanian organik di basis konstituen. Semoga gerakan ini semakin meluas,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Pembina Majelis Tabligh dan MPM Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng H. Ali Muhson, M.Ag mengungkapkan, di tengah angka orang terpapar Covid-19 masih tinggi, maka kemandirian dan ketahanan pangan sangat penting.
Hal ini juga sesuai prinsip agama Islam, yaitu ikhtiar harus tetap jalan dan tidak hanya pasrah, meski juga masih mengharap pandemi segera berakhir.
“Dalam sudut pandang fikih Islam, masalah ketahanan pangan menyangkut keselamatan jiwa, menyangkut nasib umat manusia. Dapat menjaga agama, akal manusia, dan menjaga keturunan,” jelas Muhson.
Dia menambahkan pemberdayaan anggota persyarikatan Muhammadiyah misalnya, dengan mengembangkan budidaya lele dan kangkung dalam ember atau di Kota Semarang dengan konsep urban farming, memanfaatkan lahan yang terbatas.
“Meski hasilnya belum memuaskan tetapi secara rasa dan gizi, dapat lebih baik dibanding yang ada dipasaran, karena dirawat sendiri,” ujar dia.