Jakarta, Kabarku.net – Prabowo sudah beberapa kali maju di ajang pilihan presiden (Pilpres) dan kalah, namun elektablitasnya masih paling tinggi di ajang survey Pilpres 2024. Hasil survey oleh Lembaga survei Center for Political Communication Studies (CPCS), posisi Prabowo tetap yang paling atas.
Rilis hasil survei calon presiden (capres) 2024 yang dilakukan CPCS bulan Juli ini hasilnya cukup mengejutkan untuk peringkat kedua ke atas. Karena terjadi perubahan mencolok dibanding hasil survei tiga bulan sebelumnya, yakni bulan Maret 2020.
Untuk posisi teratas masih ditempati Prabowo Subiyanto Menteri Pertahanan. Namun untuk posisi kedua dan ketiga terjadi perubahan. Kini posisi itu ditempat Ganjar Pranowo gubernur Jateng dan Ridwal Kamil (RK) gubernur Jabar. Mereka menggesar Anis Baswedan gubernur Jakarta yang dalam survei Maret 2020 menempati posisi kedua.
“Tiga tokoh muncul sebagai kekuatan utama dalam pertarungan memperebutkan posisi calon presiden 2024, yaitu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta seperti dikutip dari JPNN, Minggu (12/7).
Mantan calon presiden pada Pilpres 2019 Prabowo masih bertengger di urutan pertama meski prosentasinya menurun dari survei yang dirilis CPCS pada bulan Maret 2020 lalu. Elektabilitas Prabowo mencapai 18,4 persen, turun dari survei sebelumnya sebesar 22,7 persen.
Sedang Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil sama-sama mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Ganjar naik dari 8,5 persen menjadi 13,5 persen, sedangkan Kang Emil sebutan akrab Ridwan Kamil naik dari 5,8 persen menjadi 11,3 atau hampir dua kali lipat.
Demikian pula dengan urutan kedua gubernur tersebut, di mana Ganjar sebelumnya hanya berada di posisi keempat naik menjadi posisi kedua, dan Kang Emil naik dari posisi kelima kini berada di posisi ketiga.
Tri Okta mengatakan, kenaikan elektabilitas Ganjar dan Kang Emil tidak bisa dilepaskan dari posisi keduanya sebagai kepala daerah kaitannya dengan penanganan pandemi. Banyak kebijakan yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada daerah dalam pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan upaya lain seperti pembagian bansos dan penanganan kesehatan.
Hal ini terlihat pula dari kenaikan elektabilitas dua kepala daerah lainnya, yaitu gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan walikota Surabaya Tri Rismaharini. Elektabilitas Khofifah mencapai 3,4 persen, naik dari sebelumnya hanya 1,1 persen. Sedangkan Risma naik dari 2,9 persen menjadi 3,3 persen.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang turun dari 13,8 persen menjadi 10,6 persen. Demikian pula dengan posisinya yang anjlok dari urutan kedua kini hanya berada di posisi keempat.
“Meskipun Anies rutin tampil ke publik selama pandemi, tetapi persepsi yang berkembang ternyata berbanding terbalik,” jelas Okta.
Penurunan juga dialami oleh tokoh-tokoh yang tidak menjabat kepala daerah. Sandiaga Uno, mantan calon wakil presiden pasangan Prabowo, merosot dari 12,1 persen menjadi 9,3 persen dan tergeser dari posisi ketiga menjadi urutan kelima.
Survei CPCS dilakukan pada 21-30 Juni 2020, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.