Semarang, Kabarku.net – Para penikmat seni dapat menyaksikan rekaman pementasan “Opera Ular Putih”yang diproduksi oleh Teater Koma dari rumah.
Lakon ini akan ditayangkan pada Sabtu-Minggu (18-19/7) pukul 14.00 WIB di website www.indonesiakaya.com serta channel YouTube IndonesiaKaya.
Kegiatan nonton teater dari rumah ini digelar Bakti Budaya Djarum Foundation melalui program #NontonTeaterDiRumahAja.
“Program #NontonTeaterDIRumahAja kembali menampilkan rekaman pementasan produksi Teater Koma dengan lakon Opera Ular Putih yang diangkat dari kisah klasik Tiongkok yang dikemas dalam balutan kostum serta pernak-pernik khas Indonesia yang akan mewakili semangat akulturasi budaya,” kata Program DirectorBakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian.
Lakon Opera Ular Putih ini merupakan rekaman pementasan yang diselenggarakan pada tanggal 3-19 April 2015 di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki.
Pementasan ini didukung oleh sekitar 150 seniman yang bekerja sebagai aktor aktris dan kreator belakang panggung dan menampilkan aktris dan aktor kawakan Teater Koma seperti Budi Ros, Andhini Putri Lestari, Adri Prasetyo, Ade Firman Hakim, Dodi Gustaman, Daisy Lantang, Ratna Ully, Dorias Pribadi, Sir Ilham Jambak, Aris Abdullah, Dana Hassan, Julung Ramadan dan Rangga Riantiarno.

Pementasan ini berkisah tentang siluman Ular Putih yang ingin menjadi seorang manusia sehingga ia bertapa selama 1.000 tahun.
Berkat usaha dan kebaikan yang ada dalam dirinya, para dewa mengabulkan permintaannya dan ia pun menjelma menjadi seorang wanita cantik jelita bernama Pehtinio.
Bersama dengan adiknya yaitu siluman Ular Hijau yang juga menjelma menjadi seorang manusia bernama Siocing, mereka kemudian menjalani kehidupan sebagai manusia biasa.
Pehtinio (Tinio) bertemu pemuda bernama Kohanbun yang merupakan reinkarnasi dari orang yang dulu pernah menolong Ular Putih ratusan tahun lalu.
Namun, upaya Tinio untuk menjadi istri dari Kohanbun. Mendapat penghalang setelah Kohanbun bertemu dengan Gowi, seorang peramal yang memberitahu bahwa istrinya adalah seekor siluman ular jahat.
Baca juga :
- Basarnas : Korban Meninggal Gempa Sulbar 84 Orang, Banjir Kalsel 3 Orang, dan Tanah Longsor Sumedang 38 Orang
- Ganjar Kirim 15 Relawan Bantu Penanganan Gempa di Sulbar
- ACT Ajak Masyarakat Bergerak Bersama Selamatkan Bangsa
- Artotel Gajahmada Semarang Luncurkan Paket Menginap PSBB Dengan Harga Miring
- Menurut Ganjar Tak Ada Efek Fatal Vaksin, Hanya Pegal dan Ngantuk
Gowi dan gurunya, Pendeta Bahai menganggap Tinio sebagai siluman jahat dan tidak peduli berapa banyaknya kebaikan yang telah dilakukan jelamaan siluman Ular Putih ini.
Bagaimana kisah selanjutnya, lihat saja pentas “Opera Siluman Putih.”
Sutradara Opera Siluman Putih, N. Riantiarno, menyatakan lalon tersebut ini diangkat kisah klasik Tiongkok Oh Peh Coa yang sudah pernah dipentaskan pada tahun 1994, namun masih tetap relavan dengan kehidupan sekarang.
“Masih sanggupkah kita membedakan siapa manusia dan siapa siluman? Apakah yang dikutuk sebagai kejahatan memang benar kejahatan? Apakah hal yang diagungkan sebagai kebaikan hanya merupakan kedok saja? Banyak pertanyaan yang bisa menjadi refleksi kita,” ujar dia.
Joooa