
Kabarku.net – Setiap orang tua yang beriman dan saleh pasti akan mendambakan anak keturunan mereka tumbuh menjadi generasi yang baik, generasi yang kelak bisa memberikan syafa’at untuk kedua orang tuanya.
Generasi yang diharapkan bisa mengawal bumi ini menuju sebuah peradaban nubuwah.
Tentu untuk menggapai impian yang agung ini, bukan perkara yang sederhana. Butuh perjuangan dan pengorbanan yang tidak mudah.
Untuk itu mari belajar dari manusia paling mulia yang pernah menghuni bumi ini yaitu Rasulullah shallallahu’alaihi wa salam.
Mengambil pelajaran sebuah kisah masa kanak kanak Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam di perkampungan Bani Sa’ad, semoga kita bisa menyelami kisah ini untuk mendapatkan mutiaranya.
Imam Adz Dzahabi berkata, “Selama dua tahun Rasulullah hidup bersama keluarga Halimah di perkampungan Bani Sa’ad begitu banyak keberkahan yang dirasakan keluarga Halimah”.
Halimatus Sa’diyyah begitu mencintai dan menyayangi Nabi Muhammad kecil. Sehingga setelah masa menyusui bagi Nabi selesai, Halimatus Sa’diyyah memohon kepada ibunda Rasulullah yaitu Aminah, agar bisa tetap dirawatnya dan tinggal bersama di perkampungan Bani Sa’ad.
Halimah berkata kepada ibunda Aminah, “Kiranya anda rela membiarkan anak ini bersama kami lagi hingga dia besar, sebab aku khawatir dia terserang penyakit menular yang ada di Mekkah. Kami terus mendesaknya hingga Aminah bersedia mempercayakan perawatan Muhammad kecil kepada kami lagi.”
Demikianlah, akhirnya Rasulullah pun tinggal di perkampungan Bani Sa’ad sampai kemudian terjadi peristiwa yang menggemparkan di tengah keluarga Halimah.
Imam Muslim meriwayatkan bahwa, Rasulullah pernah didatangi Malaikat Jibril saat Rasulullah kecil sedang bermain dengan anak-anak lain. Lalu Jibril menangkap beliau dan menjatuhkannya lalu membelah dadanya kemudian mengambil jantung dan mengeluarkan segumpal darah darinya, lantas Jibril berkata: “INI ADALAH JATAH BAGIAN SYAITHON”
Kemudian jantung Rasulullah dicuci oleh Jibril di sebuah tempayan yang terbuat dari emas dengan dibilas air zamzam, lalu dijahit kembali oleh Jibril setelah jantung itu dikembalikan ke tempatnya semula.
Baca lainnya :
- Dapatkan 5 Khasiat Baca Zikir Hasbunallah Wanikmal Wakil
- Ngaku Anggota Polisi Resmob, 2 Remaja Semarang Peras Pelaku Balap Liar
- PGRI Jateng Minta Kepala Daerah Baru Dilantik Prioritaskan Sektor Pendidikan
- Ganjar Dampingi Jokowi Resmikan KRL Solo-Jogja
- Mahasiswa Unisri Solo Raih The Best Talent Ajang Putra Putri Kampus Indonesia
Teman-teman Nabi ketakutan dan lari menemui Halimatus Sa’diah dan berkata,”Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh”
Kemudian Halimah dalam keadaan panik segera menuju ke Nabi dan mendapati Nabi saat itu dalam keadaan pucat.
Peristiwa pembelahan dada Nabi ini membuat Halimah sangat ketakutan dan khawatir dengan keadaan Nabi.
Hal ini menjadi sebab Halimatus Sa’diyyah akhirnya mengembalikan Nabi ke ibu kandungnya Aminah di Mekkah.
Saudaraku, ada pelajaran menarik dari kisah pembelahan dada Nabi. Ketika Jibril membelah dada Nabi lalu mengambil jantung Nabi lalu mengeluarkan segumpal darah darinya kemudian Jibril berkata: “Ini adalah jatah bagian setan”
Para ulama sirah berpendapat bahwa sejak usia dini, Nabi oleh Allah dijauhkan dari makar makar setan. Jiwanya dibersihkan dari segala macam gangguan setan, karena kelak Nabi akan menerima amanah yang besar yakni amanah kerasulan yang tugasnya adalah mengeluarkan manusia dari lembah jahiliyah menuju lembah yang dipenuhi dengan cahaya ilahiah.
Sejak usia dini, Allah telah mempersiapkan Nabinya untuk menjadi manusia terbaik, dengan akhlak paling sempurna, sehingga perlu bagi Allah untuk membersihkan jiwa Nabi dari pengaruh buruk setan laknatullah.
Oleh karenanya saudaraku, ini adalah sebuah nasehat bagi setiap orang tua, bahwa pendidikan awal bagi anak anak kita adalah menjauhkan mereka dari makar-makar setan dan membentengi mereka dari segala tipu daya setan.
Lalu bagaimana cara dan upaya orang tua membuat penjagaan terhadap anak anaknya agar terhindar dari makar makar setan?
Pertama adalah menghindarkan perut mereka dari makanan dan minuman yang haram.
Jangan sampai kita sebagai orang tua, memberikan nafkah kepada anak anak kita dengan harta yang haram. Seseorang yang di tubuhnya banyak dialiri oleh harta haram, maka setan akan lebih mudah menguasai mereka. Hatinya akan menjadi sarang setan.
Allah mengingatkan kita:
يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu” (QS. Al-Baqarah Ayat 168)
Kedua, mengenalkan sejak dini kepada anak anak kita dengan adab adab islami. Misal membiasakan memulai setiap aktifitas dengan membaca bismillah.
Membiasakan makan menggunakan tangan kanan, tidak dengan tangan kiri, sebagaimana setan makan menggunakan tangan kirinya.
Tidak Masuk rumah kecuali dengan mengucap salam, karena sesungguhnya ketika anak adam masuk rumah dengan mengucap salam, setan tidak akan menginap di rumahnya.
Masuk kamar mandi dengan kaki kiri, ke luar kamar mandi dengan kaki kanan. Tidak lupa Membaca doa sebagai perlindungan dari gangguan setan.
Mengajari anak anak untuk senantiasa mensyukuri nikmat Allah, karena setan tidak akan pernah sanggup menggoda dan membuat makar kepada hamba Allah yang selalu bersyukur, dan seterusnya.
Subkhanallah, alangkah indahnya hidup menjadi orang beriman, semua aktifitas dari bangun tidur, hingga tidur lagi semuanya dipandu oleh Qur’an dan Sunnah Nabi.
Semua upaya itu kita lakukan, semata mata untuk menjauhkan pengaruh setan terhadap jiwa jiwa anak anak kita, semenjak mereka masih belia.
Karena di tangan merekalah bumi ini akan kita wariskan. Karena mereka adalah amanah Allah untuk memperbaiki bumi ini. Bagaimana mungkin mereka bisa menjadi penggerak kebaikan,bila jiwa jiwa mereka terperdaya oleh tipu muslihat setan dan bala tentaranya. (Bersambung )
Oleh : Ustadz Abul Azis Al Gazzay, Pengasuh Majelis Taklim di Kota Semarang