Semarang, Kabarku.net – Ketua DPRD Jawa Tengah Bambang Kusriyanto merasa prihatin kasus Covid-19 di Jawa Tengah terus meningkat, setelah dilakukan pelonggaran kegiatan kemasyarakatan.
“Saya prihatin dengan kondisi ini. Perlu dilakukan langkah lebih tegas lagi,” katanya ruang kerjanya Gedung DPRD Jateng di Semarang, Senin (20/7).
Saat ini jumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah berdasar data website resmi corona.jatengprov.go.id pada 20 Juli 2020 tercatat sebanyak 7.267 orang dengan perincian 3.112 orang dirawat, 3.550 orang sembuh, dan 605 orang meninggal.
Menurut Bambang, berdasarkan pengamatannya masyarakat sudah melakukan kegiatan biasa seperti sebelum adanya pandemi Covid-19, tidak ada pembatasan lagi.
Di pasar-pasar tradisional, kegiatan jual beli berjalan normal dengan banyak terjadi kerumunan orang. Demikian pula tempat hiburan dan wisata juga sudah buka seperti biasa.
Baca juga :
- Kepala SMP di Semarang Menginginkan Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
- Artidjo Alkostar, “Momok” Koruptor Indonesia Meninggal Dunia
- Balai Bahasa Jateng Gelar Penghargaan Prasidatama 2021
- Ganjar Pantau Banjir di Kaligawe Semarang Sudah Mulai Surut
- Pucang Argo Community Gelar Baksos Korban Puting Beliung Demak
“Banyak kerumunan di pasar dan tempat wisata dan hiburan, tanpa mengenakan masker sehingga rawan terjadi penularan Covid-19,” ungkapnya.
Dengan kondisi ini, Politisi dari PDIP minta kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengalokasikan bantuan untuk penguatan imun masyarakat dengan membagikan vitamin C dan E agar tidak mudah tertular virus.
Selain penguatan imun masyarakat, program jaring pengaman sosial (JPS) berupa bantuan sembako yang direncanakan tiga tahap sampai Agustus 2020 dilanjutkan tiga tahap lagi sampai November mendatang.
“Bantuan sembako agar dilanjutkan tiga tahap lagi, Septemer, Oktober, dan November, karena kondisi perekonomian masyarakat masih sulit,” ujar Bambang.
Guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Bembang juga meminta pemerintah provinsi (Pemprov) Jateng memperbanyak rapid test dan swab test masyarakat.
Upaya tersebut perlu dilakukan mengingat penanganan Covid-19 sudah dilakukan cukup lama namun kondisinya tidak kunjung membaik bahkan justru semakin parah.
“Jangan sampai dana triliunan yang dikeluarkan untuk penanganan Covid-19 di Jateng menjadi muspro atau sia-saia tanpa hasil,” tandas Bambang.