Semarang, Kabarku.net – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo meminta masyarakat tidak lengah terhadap kasus tuberkolosis (TBC), di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya, kasus TBC di Jawa Tengah tahun 2020 ini tinggi. Hingga triwulan kedua (Januari-Juni) 2020 pengidap baru penyakit ini menyentuh 23.919 orang.
“Karakteristik penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis itu hampir serupa dengan Covid-19,” kata Yulianto Prabowo, Rabu (2/7/2020) petang.
Dia mengatakan TBC menyerang saluran napas dan paru-paru. Penularannya pun hampir sama melalui droplet (percikan liur). “Karena penyebarannya persis seperti Civid-19, maka dari itu kami minta warga tetap menjaga kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dan makan bergizi, membuka jendela, dan jaga jarak,” ujarnya.
Dibeberkan Yulianto, dari puluhan ribu kasus TBC di Jateng, Kabupaten Tegal menjadi daerah dengan kasus cukup tinggi. Sebanyak 1.832 kasus tuberkolosis dilaporkan.
Paparan kasus TBC di Jawa Tengah, menyerang tak pandang bulu, dari bayi baru lahir hingga lansia. Data Dinkes Jateng, persentase kelompok umur yang terpapar TBC sebagai berikut, bayi usia 0-4 tahun sebanyak tujuh persen, kemudian umur 5-14 tahun (5,3 persen), umur 15-24 tahun (15,4 persen). Kemudian, umur 23-34 tahun (14,7 persen), umur 35-44 tahun (15 persen), umur 45-55 tahun (16 persen), dan umur 55-60 tahun (15,9 persen). Terakhir, lansia dengan usia di atas 60 tahun sebanyak 11,2 persen, dari total penderita di Jawa Tengah.
“Dari data ini, usia produktif (15-60 tahun) banyak yang terkena. Itu harus kita lindungi, karena kalau sudah terkena tidak produktif lagi. Karena pengobatan TBC bisa sampai sembilan bulan (berturut-turut, jika terputus mengulang dari awal),” kata Yulianto.
Untuk membasmi penyakit itu, pihaknya telah melakukan langkah taktis dengan melakukan pengobatan. Selain itu, Dinkes Jateng juga melakukan pencegahan terhadap mereka yang kontak erat, dengan pengidap TBC.
BACA BERITA LAINNYA:
- Arab Saudi Wajibkan Jamaah Haji 2021 Vaksin Covid-19
- Saat Ganjar dan Risma Nikmati Pijatan Terapis Disabilitas
- Demokrat Jateng Tak Akui Hasil KLB yang Tetapkan Moeldoko Ketua Umum
- Tim MRI-ACT Beri Pelayanan Kesehatan Warga Korban Banjir Semarang
- Keteguhan Iman Bilal Bin Rabbah
Di sisi lain, dalam penanggulangan Covid-19, Yulianto mengatakan terus melakukan pengutamaan proses tracing (pelacakan) dan testing (tes). Langkah itu, dilakukan untuk mengungkap kasus pengidap Covid-19 yang tak menunjukan gejala.
“Bila diketemukan kasus pasien positif Covid-19 namun gejala ringan, kita isolasi di rumah. Namun jika bergejala (perburukan) harus dirawat di rumah sakit,” ujarnya.
Untuk menanggulanginya, selain diadakan pelacakan dan tes, pihaknya juga mempersiapkan laboratorium dan meningkatkan kapasitas rumah sakit. Dikatakannya, saat ini ada 17 laboratorium baik di Jateng maupun luar daerah yang siap menganalisis spesimen dari probabel maupun positif Covid-19.
“Saat ini, rumah sakit tengah meningkatkan kapasitas ruang isolasi, ICU, ventilator, sarana prasarana berikut sumberdaya manusia. Ada penambahan klaster seperti di Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri dan Pemalang, yang menambah klaster yang telah ada seperti industri, pasar dan pondok pesantren,” jelas Yulianto.