Semarang, Kabarku.net – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah diminta segera menyiapkan skenario kegiatan pembelajaran sekolah tatap muka.
Permintaan ini disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyikapi rencana pemerintah pusat yang kembali mengizinkan pembelajaran di sekolah dengan metode tatap muka.
Pembelajaran metode tatap muka tidak hanya untuk daerah zona hijau Covid-19, tapi juga daerah luar zona hijau dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Soal sekolah tatap muka, saya minta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng segera menyiapkan dengan baik dan harus memegang protokol kesehatan,” kata Ganjar seusai rapat dengan Disdikbud Jateng di Semarang, Rabu (29/7).
Ganjar meminta Disdikbud Jawa Tengah (Jateng) melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Jateng untuk mengetahui peta lokasi Covid-19.
Baca juga :
- Ganjar Ingatkan Kepala Daerah Bahwa Kekuasaan Ada Batasnya, yang Langgeng Kekuasaan Tuhan
- KSR PMI Unisri Solo Gelar Baksos Bagi Sembako
- Sebelum Belajar Tatap Muka, Ganjar Usulkan Siswa Divaksin Covid
- Ganjar Lantik 17 Bupati/Wali Kota Secara Langsung dan Daring
- Kota Salatiga Raih Predikat Kota Paling Toleran Se-Indonesia
Sebab, BPDB dan dan Dinas Kominfo Jateng yang mengetahui peta, daerah mana saja masuk zona hijau, kuning, dan merah.
“Nanti sekolah dipilih dulu. Terus dilakukan latihan untuk mempersiapkan sarana prasarana, guru, dan protokol kesehatan pelajaran tatap muka,” ujar Ganjar.
Mengenai kapan waktu pelaksanaan sekolah tatap muka diberlakukan di Jateng, Ganjar mengatakan, masih menunggu perkembangan lebih lanjut.
Meski begitu, persiapan untuk melakukan sekolah tatap muka harus sudah dilakukan jauh-jauh hari sehingga bila nantinya diberlakukan sudah tidak ada masalah.
“Sekarang daring dulu secara jarak jauh, belum ada yang masuk sekolah,” tandasnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdikbud Jateng, Padmaningrum menjelaskan, ada tiga skenario yang akan diberlakukan apabila sekolah tatap muka dilaksanakan.
Tiga skenario itu, pertama, dengan uji coba satu kabupaten satu sekolah. Kedua penambahan di daerah yang sudah masuk zona hijau, dan ketiga adalah penambahan jumlah siswa.
“Pelaksanaaan bertahap dengan melihat kesiapan daerah serta sekolah masing-masing,” jelas dia.
Nantinya pelaksanaan sekolah tatap muka, lanjut Padmaningrung dilakukan secara ketat, misalnya jumlah siswa dibatasi, jam belajar dikurangi dan tidak ada moving class.
“Apabila terjadi kasus Covid-19 di sekolah, maka sekolah tersebut langsung ditutup,” tandas dia.