Semarang, Kabarku.net – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membantah adanya informasi bahwa Kota Solo telah menjadi zona hitam penyebaran Covid-19.
Ganjar justru mempertanyakan kebenaran informasi kota asal Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu sudah masuk zona hitam.
“Solo zona hitam itu kata siapa. Siapa yang bicara zona hitam,” katanya kepada wartawan di ruang kerjanya Kantor Gubernur di Semarang, Selasa (14/7).
Predikat zona hitam Solo penyebaran Covid-19 ini juga membuat heran Ganjar, karena dirinya tidak mengerti tiba-tiba menjadi zona hitam.
“Saya heran, mungkin itu penilaian pengamat yang bilang begitu atau ada yang lagi benci. Soalnya yang terjadi dan dikontrol di Solo saat ini ya di RSUD dr. Moewardi dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS),” jelasnya.
RSUD dr. Moewardi dan UNS yang menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Solo sudah dilakukan tindakan-tindakan, seperti tracing, rapid tes massal, hingga isolasi semua yang terpapar.
Langkah ini diterapkan untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang sampai sekarang belum ada vaksinya itu.
“Maka kok banyak yang bilang Solo zona hitam. Saya juga heran, mungkin yang hitam itu bajumu,” canda Ganjar sambil menunjuk baju salah satu wartawan yang mengenak baju hitam.
Seperti diketahui, sejumlah media massa memberitakan Solo zona hitam Covid-19. Media mengutip pernyataan Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo yang juga Sekretaris Daerah Pemkot Solo , Ahyani.
Sementara berdasarkan data website corona.jatengprov.go.id pada Selasa (14/7), jumlah pasien positif Covid-10 di Kota Solo sebanyak 15 orang, jumlah ODP enam orang, dan PDP 20 orang.